SAS, Salah Satu Cara Putuskan Mata Rantai Kemiskinan

Senin, 14 Mei 2012


BANYUWANGI – Satu lagi langkah pemkab dalam rangka memutuskan mata rantai kemiskinan di Banyuwangi dengan mengajak peserta didik agar peduli sesamanya. Yakni dengan mengadakan gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) di seluruh lapisan sekolah, dari tingkat SD hingga SLTA.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Drs Sulihtoyono, gerakan SAS dimaksudkan sebagai gerakan yang mengajak ana-anak didik dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas untuk menggalang dana secara suka rela untuk disumbangkan kepada teman sesamanya yang tidak mampu. Sehingga, anak-anak yang tidak mampu bisa mengenyam pendidikan dengan tenang tanpa memikirkan biaya.  

Selain itu, SAS juga memiliki manfaat yang besar sekali, selain mereka mendapat bantuan dana BOS, segala kebutuhan siswa yang tidak mampu bisa dicukupi oleh gerakan SAS ini. Hingga Mei 2012 ini, terang Sulih, dana SAS yang telah berhasil dikumpulkan seluruh pantia SAS dari tingkat SD hingga SLTA sudah mencapai Rp 347 juta. Dari total dana itu bisa membantu 4.000 siswa miskin dari tingkat sekolah dasar hingga SLTA. Besarnya bantuan tergantung kebutuhan siswa. "Tapi minimal untuk bantuan antara Rp 20 hingga Rp 50 per bulan tap siswa atau disesuakan kebutuhan. jika masih banyak bisa di save untuk seragam atau yang lain. ni kontinue lho,' tutur sulih.

Dana SAS ini, tidak dikelola panitia atau koordinator, melainkan dikelola masing-masing sekolah sendiri untuk diberikan langsung kepada siswanya yang tidak mampu di sekolah masing-masing. "Dengan SAS ini diharapkan anak-anak yang tidak mampu bisa sekolah dengan geratis tis. Karena, seluruh biaya sekolah mulai buku hingga seragam maupun kepentingan pribadinya bisa dipenuhi sekolah melalui BOS dan SAS ini. Bahkan untuk biaya lain-lain yang sifatnya mendadak juga bisa diambilkan dari SAS ini ,”jelas  Sulih.

Manfaat lain dari gerakan ini, lanjut Sulih bisa memutus mata rantai kemiskinan di Banyuwangi. Karena selain membantu biaya pendidikan anak, para orang tua anak tidak mampu bisa konsentrasi untuk mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan lainnya. “Ini yang dimaksudkan untuk memutus mata rantai kemiskinan di Banyuwangi,” ujar Kadispendik.

Bagaimana cara penggalangan dana SAS ini? Masing-masing sekolah, memiliki kebijakan hari apa menggalang dana SAS dengan cara mengedarkan kaleng kepada semua siswa untuk menyumbangkan sisa uang sakunya atau apa untuk disumbangkan kepada siswanya yang tidak mampu. Selain bisa membantu, dengan SAS diharapkan bisa menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama. (Humas dan Protokol)      



Berita Terkait

Bagikan Artikel :