Seribu Gandrung Ditonton Ribuan Orang
Minggu, 18 November 2012
BANYUWANGI – Seribu penari Gandrung ditonton ribuan orang. Itu pemandangan yang terlihat di Pantai Boom kemarin, Sabtu (17/11) dalam pergelaran Parade Gandrung Sewu.
Parade ini ditampilkan dalam bentuk seni pertunjukan yang mengisahkan asal muasal lahirnya gandrung. Di awal perform, penonton disuguhi berbagai kesenian lokal Banyuwangi, yang kemudian dilanjutkan dengan fragmen Gandrung, mulai dari kemunculan Gandrung hingga prosesi bagaimana seorang penari ditasbihkan menjadi Gandrung. Kemudian muncullah seribu penari Gandrung dari berbagai sudut, dan menari langsung di atas pasir Pantai Boom.
Seluruh penari yang muncul dari beberapa sudut panggung tersebut menghambur ke arah tengah dan memenuhi arena. Mereka membawakan tariannya langsung dari tepi pantai. Dari pantai tersebut, penonton tak hanya sekedar menikmati tarian, namun juga dihibur suasana pertunjukan yang langka, dimana mereka bisa menyaksikan Selat Bali dan Pulau Bali dari kejauhan.
Para penari yang seluruhnya berkostum merah menyala dan membawa selendang merah, juga membawa property lain berupa dua buah kipas berwarna merah putih. Suasana langsung terasa berbeda ketika mereka mulai menggerak-gerakkan kipas yang dibawanya. Tak hanya itu, menjelang closing tariannya, mendadak irama berubah menjadi irama tari Rodat Si’iran yang kental dengan nuansa keislaman. Seketika mereka langsung membawakan tarian Rodat Si’iran tersebut dengan tetap berkostum Gandrung. Pertunjukan diakhiri dengan munculnya penari Seblang yang diarak keliling lokasi.
Undangan dan masyarakat yang memadati areal Pantai Boom Banyuwangi tak henti-hentinya memberikan standing applause menyaksikan pesona tari Gandrung yang dibawakan secara kolosal ini.
Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan rasa haru dan bangga atas terselenggaranya acara yang melibatkan ribuan orang ini. “Tak hanya penarinya yang jumlahnya seribu, tapi penontonnya juga ribuan. Terimakasih atas semangatnya yang luar biasa,”tandas Bupati Anas. Para penari tak hanya berasal dari wilayah kota Banyuwangi, namun juga datang dari beberapa wilayah pedesaan di Banyuwangi. Bahkan hingga menginap di sekolahnya masing-masing untuk berlatih secara serius. “Terimakasih pada semua pihak yang mendukung acara ini. Saya berjanji, potensi budaya Banyuwangi akan selalu ditampilkan dalam Banyuwangi Festival,” pungkas Bupati Anas.
Parade Gandrung Sewu adalah sebuah perhelatan sendratari gandrung secara kolosal yang sedianya dibawakan oleh 1000 Gandrung. Namun kemudian antusiasme peserta membludak, sehingga yang menjadi penari tak hanya seribu orang, melainkan membengkak menjadi 1044 orang. 1044 orang itu terdiri atas 332 pelajar SD, 364 pelajar SMP, dan 348 pelajar SMA. Mereka juga didukung oleh personil lainnya yakni 15 anggota paduan suara, 37 wiyogo (penabuh) dan 147 orang penampil fragmen Gandrung. Total jumlahnya ada 1243 orang.
Selain dihadiri ribuan masyarakat Banyuwangi dan Bupati Anas beserta ibu, tampak hadir pula dalam event besar ini Wakil Menteri Kemenparekraf, Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko beserta ibu, dan anggota Forum Pimpinan Daerah beserta ibu. Selain itu juga pejabat komponen Pemkab, para pengusaha, artis Arumi Bachsin, tokoh masyarakat, tokoh agama dan budayawan.(Humas & Protokol)