Sukses Dirantau, Agus Promosikan Banyuwangi

Kamis, 28 Maret 2013


BANYUWANGI –  Banyak cara orang menuju sukes, mulai dari sekedar hobi atau iseng akhirnya bisa meraih kesuksesan. Seperti cerita Agus Sapto, pria asal Banyuwangi yang sukses dirantau, tepatnya di Pulau Dewata  ini berkat kecintaannya terhadap olah raga surfing. Suka, kata itulah yang menjadi modal utama Agus Lee, sapaan akrab pria yang punya tekad memoles Pulau Merah menjadi Kuta- nya Jawa.

Sekitar tahun 1990-an, berawal dari kecintaannya terhadap olah raga surfing, Agus tiada lelah melihat pesurfing-pesurfing asing bermain ombak di Pantai Kuta. Lama-lama Agus menjadi biasa dan  akhirnya menjajal keganasan ombak Kuta. Dari mencoba, Agus yang beristerikan wanita asal Australia ini, lantas ikut-ikutan kontes-kontes surfing. Puas sampai di situ? Ternyata tidak. Masih banyak impian Agus untuk bisa sukses di rantau. Salah satunya, menjadi pengusaha.

Mulailah dia, merintis bisnis dengan mendirikan usaha hunian, hingga menjadi sukes yang saat ini menjadi Melati View Hotel, di Bali. Masih dengan naluri bisnisnya, Agus terus merambah bisnis lain, saat itu mengincar bisnis makanan dengan mendirikan rumah makan. Nasibnya tak beda dengan bisnis hotel, restoran yang dia rintis dari nol pun akhirnya sukses dengan label Restoran Melati.

Setelah buka hotel dan restoran, Agus masih ingin mengembangkan sayapnya menggapai mimpinya, dimulailah bisnis transportasi yang dianggap menjanjikan bagi dunia usaha yang tiada lain travel tour. Lagi-lagi mengambil nama Melati. Usaha pun ini pun berjalan lancar dan meraup kesuksesan.

Naluri bisnisnya tidak berhenti di situ saja. Pria yang besar di Banyuwangi ini, sekali lagi merambah bisnis lain. Papan surfing. Tiga tahun lalu, Agus mengembangkan usaha pembuatan papan surfing. Bahkan usahanya telah merambah ke sejumlah negara. Sebut saja Malaysia, Singapura, dan Australia. “Bisnis papan surfing inilah yang telah lama saya idamkan. Inilah titik pencapaian saya sebagai bentuk kecintaan terhadap olah raga laut,” cerita Agus.

Mengapa begitu? Karena bisnis papan surfing ini tidak lagi berorientasi pada bisnis. Selain diekspor ke manca negara, papan surfing juga sering dihibahkan pada pesurfing asal daerahnya. Seperti pesurfing Pulau Merah.

 Menariknya, produksi papan surfingnya bertuliskan I Love Banyuwangi, meski bisnisnya dijalankan di Pulau Dewata. “Ini sebagai kecintaan saya terhadap Banyuwangi. Makanya papan surfing saya gambar logo I Love Banyuwangi,” ucapnya bangga.

Apalagi, kata Agus, Pemkab Banyuwangi saat ini getol mempromosikan daerahnya. Ditunjang pula, perhatian Bupati Abdullah Azwar Anas terhadap warganya yang ada di rantau. Seperti yang dilakukan beberapa hari lalu saat mengunjungi restoran milik Agus selepas Musyawarah Bersama Ikawangi Dewata di Gedung Mr. Kuta, Jl. By Pass Ngurah Rai Bali.  “Saya senang sekali dengan perhatian Bupati Anas. Kedatangan Pak Anas kemarin memberikan spirit bagi kita yang di tanah rantau untuk terus berkarya,” kata suami Rebecca Louis ini.

Salah satu karya yang akan diwujudkan Agus ke depan adalah menggelar even internasional yang diberi label, Red Island International Surfing Competition. Lomba yang digarap beserta teman-temannya akan digeber di Pantai Pulau Merah, Pesanggaran pada 24 – 26 Mei 2013 mendatang. (Humas dan Protokol) 

 

 

 

 

  



Berita Terkait

Bagikan Artikel :