Tak Henti, Warga Ungkapkan Kesannya Atas Kemeriahan Festival Kuwung
Minggu, 23 Desember 2012
BANYUWANGI - Kemeriahan Festival Kuwung yang telah selesai dilaksanakan kemarin, Sabtu (22/12), gaungnya masih terus dibicarakan beberapa warga Banyuwangi. Mereka mengaku terkesan dengan barisan penampil yang mampu membawakan performnya begitu indah, mewakili tiap-tiap budaya Banyuwangi yang tersebar di 24 kecamatan.
Tak henti-hentinya, komentar tentang kesuksesan perhelatan tersebut terdengar meski pelaksanaannya telah usai. Diar Prastuti, salah satunya. Warga asal Kampung Melayu yang kebetulan nonton di dekat Masjid Baiturrahman itu mengatakan apresiasinya atas acara yang terkonsep begitu rapi ini. “Saya puas nonton festival Kuwung kemarin. Budaya tradisional bisa ditampilkan dengan warna baru yang tidak membosankan,” ujar Diar. Bahkan kostum yang dikenakan para penari yang tampak lebih variatif dan full colour, menjadikan barisan penampil tidak tampak monoton. “Apalagi penontonnya juga sangat tertib, jadi semuanya bisa menonton dengan nyaman,” pungkas Diar.
Untuk memeriahkan Festival Kuwung tersebut, tak tanggung-tanggung, 24 kecamatan yang ada di Banyuwangi ikut ambil bagian. Mereka terbagi ke dalam 5 kelompok wilayah. Wilayah I terdiri atas Kecamatan Rogojampi, Kabat, Singojuruh, dan Songgon yang membawakan tema ‘Mendung Langit Kedawung’. Kecamatan yang tergabung dalam wilayah II antara lain Kecamatan Genteng, Sempu, Glenmore dan Tegalsari yang dengan apiknya menampilkan Arak-arakan pengantin Using dan ritual bersih desa. Wilayah III merupakan gabungan dari Kecamatan Srono, Cluring, Purwoharjo, Muncar dan Tegaldlimo yang menampilkan tema Setingkes Kembang Setaman, dengan lakon Jaranan Buto.
Tema obyek wisata yang diberi nama ‘Semriwing Kembang Kopi, ditampilkan oleh wilayah IV yang terdiri atas Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Gambiran dan Bangorejo. Mereka menggambarkan tentang obyek wisata Triangle of Diamond (Segitiga Berlian yakni Kawah Ijen, Sukamade dan G-Land, Red) yang saat ini semakin mencorong di mata dunia, melalui tarian tukik (anak penyu, Red) , barisan Putri Alas Purwo, penambang belerang dan pesurfer. Berikutnya, kecamatan yang tergabung di wilayah V, diantaranya Kecamatan Banyuwangi, Giri, Glagah, Kalipuro, Wongsorejo dan Licin, membawakan tema produk budaya yang diberi nama ‘Jajang (bambu, Red) Berdendang, Gajah Oling Wani Tanding’. Di kelompok ini, para penari meliuk-liuk dengan rancak diiringi alat musik dari bambu yang juga tak kalah rancak dimainkan.
Di barisan terakhir ada the best performance BEC 2011 dan 2012 yang juga turut menyemarakkan Festival Kuwung 2012. Sebelumnya, pada saat opening juga ditampilkan ragam seni budaya dari duta seni asal kabupaten/kota tetangga, yakni Kota Pasuruan, Kota Probolinggo dan Kota Denpasar. (Humas & Protokol)