Tim Dharma Wanita Kemenpar Habiskan Liburan 4 Hari di Banyuwangi

Kamis, 1 Maret 2018


BANYUWANGI – Tim Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pariwisata Indonesia menghabiskan liburan selama 4 hari di Banyuwangi. Usai berwisata ke beberapa tempat di Banyuwangi, mereka mengakhiri lawatannya dengan berkunjung ke Lounge Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, (1/3).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berkesempatan bertemu dengan rombongan yang berjumlah 23 orang tersebut.

Kepada Bupati Anas mereka menceritakan kesan yang didapatnya selama berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Banyuwangi.

Mulai dari city tour ke pendapa kabupaten, melihat  prosesi pembuatan batik sekaligus berbelanja di beberapa gerai batik di Banyuwangi, menikmati makanan khas Banyuwangi  di beberapa warung kuliner lokal.  Menikmati ngopi di Desa Adat Kemiren, berkunjung ke beberapa pantai, di antaranya Pantai Boom, Mustika, Wedi Ireng, Pulau Merah,Bangsring Under Water, Pulau Tabuhan  hingga mengunjungi hutan Jawatan ala di film Lord of The Ring,  Villa Solong dan Villa Grand Harvest.

“Kami terkesan, Pak Bupati. Kekayaan alam Banyuwangi bagus banget. Makanannya oke. Seni budayanya juga keren. Kami puas sekali berada di sini,” kata Ketua DWP Kemenpar, Heriyanti Hari Utomo.

Namun, imbuh Heriyanti, masih ada beberapa tempat yang akses jalannya perlu diperbaiki.

Sungguh pun begitu, Heriyanti dan rombongan memberikan acungan jempol atas kerja keras pemerintah yang mendapat dukungan penuh masyarakat. “Kami senang dengan wawasan green-nya. Juga progress-nya yang pesat. Dulunya Banyuwangi ini berada dalam tidur yang panjang, kini sudah bangun dan berlari dengan cepat untuk mengejar ketertinggalan,” puji Heriyanti yang mengaku masih ingin kembali ke Banyuwangi untuk mengeksplore Banyuwangi lebih lanjut. .

Menanggapi hal tersebut, Anas menngungkapkan, ada beberapa tempat yang infrastruktur jalannya bukan domain pemkab, sehingga pemkab tidak punya kewenangan untuk membangun. “Tapi berbagai pendekatan dan himbauan terus kami lakukan, agar pihak-pihak terkait bisa melakukan pembenahan akses jalan,” ujar Anas.

Anas menuturkan, pemkab lebih memfokuskan diri  pada pembenahan  infrastruktur penerbangan. Selain mengembangkan bandara Banyuwangi sebagai bandara berkonsep green architecture, kawasan di sekitar bandara pun tetap dijaga keasliannya yang berupa persawahan sehingga nyaman dinikmati wisatawan. “Kami tetap menjaga kawasan ini agar tak beralih fungsi menjadi bangunan-bangunan,”  beber Anas.

Ada hal lain yang juga mengundang ketertarikan para ibu dari Kemenpar. Yakni bagaimana penataan lounge pelayanan publik Pemkab Banyuwangi. Selain dirasa mewah, nyaman dan berkesan hangat, pengunjung yang datang  juga bisa mengakses informasi apa pun tentang Banyuwangi dari deretan layar-layar touch screen yang ada.

“Lounge ini meniru gaya arsitektur kantor walikota Dalhousie di Canada yang nyaman. Kenyamanannya membuat pengunjung betah, sehingga ruangan lounge ini sering dijadikan sebagai tempat untuk diskusi sekaligus menerima tamu. Ditambah   lagi, ada hidangan makanan dan minuman  lokal yang bisa dinikmati secara swalayan oleh pengunjung,” tandas Anas. (*)

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :