Kampanye Peduli Sampah, Banyuwangi Gelar Pertunjukan Busana Daur Ulang
Minggu, 25 Maret 2018
BANYUWANGI - Sebagai bagian dari kampanye pengurangan sampah, Pemkan Banyuwangi menggelar peragaan busana daur ulang. Ratusan karya busana hasil daur ulanh barang bekas kreasi anak muda Banyuwangi dihadirkan secara menawan.
Pergelaran Green & Recycle Fashion itu berlangsung Sabtu (24/3/2018) malam di Pantai Cacalan Banyuwangi. Karya-karya yang ditampilkan mampu mendeskripsikan tema yang diusung pada tahun ini, yaitu “Beautiful Trash”. Busana daur ulang nan cantik.
"Ajang ini bukan sekadar pergelaran fesyen semata. Ini adalah cara kami untuk memberikan edukasi bagaimana memanfaatkan limbah yang tak bernilai menjadi sesuatu yang bermanfaat," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Selain itu, kata Anas, pihaknya terus mengampanyekan pengurangan sampah, khususnya sampah plastik. Kantong plastik yang butuh 500- 1.000 tahun untuk bisa terurai diharapkan menjadi perhatian bersama agar kita semua sejak dini dapat mengelola plastik dan mengurangi sampah plastik.
"Saya senang bahan yang digunakan anak-anak muda ini mendaur ulang sampah plastik. Dengan ini, mereka teredukasi untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik, biar nantinya tidak sembarangan memproduksi sampah plastik," kata Anas.
Deretan gaun-gaun malam nan glamour pun ditampilkan oleh peserta dari tingkat TK hingga mahasiswa/umum. Para peserta fesyen ini saling adu kreasi menghasilkan sebuah karya, sebuah busana yang ingin menanggalkan kesan bahwa bahan bekas itu tidak layak pakai.
Material bekas seperti potongan plastik dan gelas air mineral, kertas bungkus semen, plastik bungkus kopi yang menjadi bahan pembuatan busana tersebut dirangkai dengan indah.
Ada kantong-kantong plastik yang dijalin rapi bak mantel bulu. Tak hanya itu, salah satu peserta berhasil memadupadankan koran dan bungkus makanan bekas menjadi sebuah baju bermotif batik parang.
Salah satu peserta yang mengikuti even ini adalah Ayu Paramitha, siswa kelas IX SMPN I Banyuwangi. Rara, sapaan akrabnya, mengaku mengikuti recycle fashion ini lebih menantang dibanding fashion pada umumnya. Selain harus memikirkan model baju, dia juga harus berpikir material dasar sekaligus cara merangkai barang bekas tersebut.
"Peragaan daur ulang ini lebih rumit, banyak yang harus dipikir. Begitu saya mikir pakai bungkus kopi, saya langsung pergi ke warung pesan bungkusnya agar jangan dibuang. Seminggu kemudian baru saya ambil dan dirangkai," cerita Rara yang menjadi jawara kategori SMP.
Peragaan malam itu dihadiri model nasional Indah Kalalo. Indah mengatakan bangga bisa menjadi bagian dari parade busana recycle ini. "Ini benar-benar menginspirasi. Tadi anak-anak memperagakan busana dari sampah yang sangat indah, enggak kelihatan sama sekali kalau itu dari sampah," kata Indah.
Acara ini juga mendapat apresiasi dari Systemiq Lestari Indonesia, sebuah organisasi yang concern terhadap pembersihan dan pengelolaan sampah plastik.
Joi Danielson, ketua rombongan Systemiq Lestari, mengatakan, dirinya sangat senang dan mengapresiasi pagelaran busana daur ulang tersebut. "Ini bagus banget, mengajarkan orang untuk peduli sampah,” ujarnya. (*)