Produktivitas Cabai Banyuwangi Termasuk yang Tertinggi di Indonesia
Jumat, 16 Januari 2015
BANYUWANGI – Peningkatan kinerja sektor pertanian terus dipacu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Selain tanaman pangan, komoditas hortikultura juga jadi andalan, salah satunya adalah cabai.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, daerahnya adalah salah satu basis penghasil cabai yang terbaik di Indonesia. Salah satu basisnya ada di Kecamatan Wongsorejo.
“Alhamdulillah produktivitas cabai di Banyuwangi, khususnya di Kecamatan Wongsorejo ini yang terbaik di Indonesia. Jika di tempat lain masa tanam cabai terkendala musim kemarau, petani di sini bisa panen sepanjang tahun,” kata Bupati Anas saat melakukan panen cabai di Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Jumat (16/1/2015).
Saat di daerah lain masa menanam cabai dimulai pada musim penghujan, yakni mulai Desember sampai Maret, di Banyuwangi khususnya di sentra cabai Wongsorejo justru saat ini sudah menuai panen hingga bisa mendapatkan harga cabai terbaik. Penyebabnya petani Wongsorejo bisa menanam cabai pada musim kemarau 2 (K2), yakni di bulan Juli sampai Agustus. Penanaman cabai di musim kemarau ditopang oleh sumur pompa yang dibantu oleh Pemkab Banyuwangi dan swadaya para petani.
“Saat stok cabai nasional menipis karena baru musim tanam cabai, petani Wongsorejo Banyuwangi justru panen sehingga nilai jual cabainya terangkat. Bahkan per kilogramnya bisa mencapai Rp 75.000. Cabai-cabai Banyuwangi inilah yang mengisi pasar nasional saat paceklik cabai,” urai Bupati Anas.
Pada tahun 2014, luas lahan panen cabai kecil di Banyuwangi mencapai 2.748 hektar dengan total produksi 19.373 ton. Adapun cabai besar produksinya 12.700 ton dengan luas panen 1.090 hektar. Produktivitas cabai kecil mencapai 70,4 kuintal per hektar, sedangkan cabai besar 116 kuintal per hektar. Khusus Kecamatan Wongsorejo luas lahan tanaman cabainya seluas 1.060 hektar dengan rata-rata produksi 80 kuintal per hektar, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Dalam satu tahun, petani di wilayah ini bisa panen sampai 22 kali.
"Dengan harga cabai saat ini, maka perputaran uang di petani cabai Wongsorejo setiap kali panen mencapai hampir Rp40 miliar,” kata Bupati Anas.
Dulu, di kawasan sentra cabai Wongsorejo Banyuwangi, menanam cabai sangat tergantung pada musim hujan. Namun, setelah pemerintah daerah mendorong pembangunan sumur bor untuk mengairi tanaman cabai, panen bisa lebih banyak intentitasnya. Sehingga, petani bisa menanam cabai tanpa tergantung musim.
Hinga kini, di Wongsorejo terdapat 250 sumur pompa untuk mengairi lahan-lahan cabai milik warga yang merupakan hasil sinergi pemerintah daerah dan swadaya masyarakat. "Tentu selain sumur pompa, kami memberikan pendampingan dan fasilitasi penunjang lain, termasuk bagaimana agar cabai ini bisa diserap produsen makanan besar, sehingga memperpendek mata rantai perdagangan. Ujungnya, petani bisa menerima harga yang lebih baik," tutur Anas. (humas protokol)