Ada Kebhinekaan Dalam Festival Kuwung Banyuwangi

Senin, 19 Desember 2011


BANYUWANGI – Festival Kuwung (Pelangi), yang dihelat dalam rangka Harjaba ke-240 digelar, Minggu (18/12). Festival yang merupakan kirab budaya tradisi Banyuwangi ini berlangsung dengan meriah. Sebanyak 24 kecamatan di Banyuwangi turun langsung dan berpartisipasi di dalamnya. Kemeriahan itu semakin terasa ketika peserta kehormatan yang berasal dari beberapa kota rekanan Banyuwangi, seperti kota  Pasuruan, Probolinggo, Kediri dan Sumbawa Barat juga turut menampilkan beberapa kesenian khas daerahnya. Semua yang ditampilkan menunjukkan  adanya  kebhinekaan budaya Indonesia.

Sebelum acara dimulai, pemkab Banyuwangi mengawali dengan diluncurkannya  kendaraan perpustakaan sebagai tanda diresmikannya program Banyuwangi Gemar Membaca. Sebanyak 30 unit sepeda motor dan 4 unit mobil serba biru bertuliskan ‘PERPUSTAKAAN KELILING’ berparade sesuai rute Festival Kuwung. 30 unit sepeda motor ini akan ditempatkan di tiap-tiap kecamatan,masing-masing 1 unit. Kecuali Banyuwangi, Genteng dan Rogojampi yang masing-masing akan mendapatkan 3 unit. Sepeda motor dan mobil  tersebut akan ditempatkan di tengah-tengah keramaian seperti posyandu, pasar, PAUD, TK, sekolah dan pondok pesantren.

Dalam sambutan pembukanya, Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa festival yang menjadi kegiatan tahunan ini bukan semata-mata mempromosikan pariwisata di Banyuwangi, tapi juga wujud rasa syukur seluruh rakyat Banyuwangi kepada Allah. “Setelah sukses menggelar BEC yang berhasil menjembatani budaya tradisional dan modern, saya berharap kegiatan keagamaan dan kegiatan kebudayaan di Banyuwangi tetap senantiasa terjaga,” tambahnya.

Festival dimulai dengan penampilan Drumband KORSIK Pemkab Banyuwangi yang dilanjutkan oleh tari-tarian dari Pasuruan, Probolinggo,Kediri dan Sumbawa Barat. Setelah itu Banyuwangi muncul dengan diwakili 5 wilayah. Wilayah I diikuti oleh kecamatan Banyuwangi, Giri, Glagah, Licin, Kalipuro dan Wongsorejo. Mereka menampilkan asal mula Gandrung dari masa ke masa. Jalanan jadi berwarna dengan kehadiran mereka yang berkostum hijau, merah, kuning dan oranye. Tepat di belakang mereka adalah barisan penari seblang, Kemanten Using dan para pembawa belerang sebagai representasi keberadaan Gunung Ijen di Banyuwangi.

Wilayah II yang terdiri dari kecamatan Kalibaru, Genteng, Glenmore, Sempu dan Tegalsari menampilkan Kundaran, ISHAM (Ikatan Seni Hadrah Madura) dan memamerkan produk peralatan dapur khas Kalibaru. Wilayah III yang terdiri dari kecamatan Purwoharjo, Siliragung, Pesanggaran dan Bangorejo menampilkan jaranan buto massal, fragmen tentang penyu dan tukik yang menggambarkan kawasan Taman Nasional Sukamade dan upacara Tiban (upacara minta hujan).

Fragmen tentang Damarwulan, Minak Jinggo Kromong,dan upacara Petik Laut dibawakan oleh kecamatan Srono, Muncar, Gambiran dan Tegaldlimo. Iring-iringan ditutup dengan penampilan Barong Kolaborasi dari kecamatan Rogojampi, Kabat dan Singojuruh sebagai wakil dari wilayah V.

Menurut Suprayogi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, tujuan kegiatan ini adalah untuk menjaga pelestarian seni dan budaya di Banyuwangi. Selain itu juga untuk menjembatani pariwisata di Banyuwangi dengan kegiatan ekonomi kreatif, serta untuk mempromosikan potensi Banyuwangi kepada dunia luar.

Kegiatan ini menjadi istimewa, karena selain ditonton oleh ribuan masyarakat Banyuwangi, festival ini  juga dihadiri oleh Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Prof DR Meutia Hatta Swasono, Walikota Pasuruan, Walikota Probolinggo, Bupati Kediri, Bupati Sumbawa Barat, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, anggota DPRD Banyuwangi, budayawan, wisatawan mancanegara, tokoh masyarakat, alim ulama, wartawan media cetak dan elektronik se-Indonesia, serta para fotografer yang tak ketinggalan  mengabadikan berbagai moment menarik.

Di akhir pertunjukan, tepat di penghujung  iring-iringan, bupati ikut turun ke jalan mulai dari garis start hingga finish dengan didampingi para  pejabat komponen pemkab Banyuwangi. Di sepanjang perjalanan, bupati menyempatkan diri untuk bertegur sapa dan menyalami masyarakat dan para penjual makanan yang tengah menyaksikan Festival Kuwung di tepi-tepi jalan.

Sebelumnya dipagi hari juga telah dilaksanakan upacara peringatan Harjaba ke 240 di lapangan Tawang Alun yang dihadiri Bupati, jajaran pemkab,Forpimda serta tamu undangan lainnya. (Humas&Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :