Bangun Tradisi Dialog Bersama Mahasiswa

Kamis, 20 Oktober 2011


BANYUWANGI – Inti dari demokrasi adalah dialog, bukan sekedar demonstrasi. Untuk itu marilah kita semua yang merupakan stakeholder dari sebuah proses demokrasi menumbuhkan tradisi dialog untuk mencapai kesamaan visi. Ajakan itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas saat acara Silaturrahim Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Kabupaten Banyuwangi yang dilaksanakan di Auditorium Universitas 17 Agustus, Selasa (18/10).

Menurut Bupati Anas, sejalan dengan bergulirnya proses demokrasi yang tak terbendung, dirinya ingin membangun tradisi baru. Yakni mentradisikan dialog degan semua pihak, tak terkecuali dengan mahasiswa yang dianggapnya berperan penting untuk memberikan input dalam jalannya pembangunan. “Saya ingin menumbuhkan tradisi baru, yakni Bupati tidak phobia dengan dialog. Bahkan saya ajak jajaran pemkab untuk mendengarkan masukan, bahkan cacian anda sekalipun,” ujar Bupati.

Dalam acara yang difasilitasi Dinas Pemuda dan Olah Raga Banyuwangi ini, menjadi ajang bagi peserta untuk mengeluarkan uneg-unegnya terhadap pemkab. Seperti yang diungkapkan oleh Holil, dari BEM Staida Banyuwangi yang menanyakan kebijakan Bupati mulai dari gagal panen (puso) yang akhir-akhir ini banyak menimpa petani, pendirian pasar moderen, hingga pengelolaan tambang emas. Dengan lancarnya Bupati menjawab bahwa pemkab telah membantu sebanyak 217 kelompok tani yang mengalami puso, antara lain berupa bibit padi. Bahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, pemkab bekerja sama dengan Pertani menggalakkan program resi gudang. Di mana petani menyimpan gabahnya ke gudang Pertani, selanjutnya mereka menerima resi untuk mendapatkan kredit dengan bunga hanya 6 persen pertahun.

Terkait pasar moderen, Bupati menegaskan bahwa selama menjabat tidak pernah sekalipun menandatangani perijinan pendirian pasar moderen di Banyuwangi. ”Mereka yang sudah terlanjur berdiri ya harus kita biarkan berdiri. Karena ini menyangkut kepastian investasi,” jelas Bupati Anas.

Khusus tambang emas, Bupati menjelaskan bahwa pihaknya meminta renegoisasi terhadap ijin eksplorasi yang terlanjur dikeluarkan. Salah satunya meminta saham minimal 15 persen untuk kepentingan daerah. “Ini semua agar rakyat mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya potensi tambang yang kita miliki,” ujarnya.

Dalam acara yang dihadiri seluruh OKP dan BEM se Banyuwangi, muncul berbagai pertanyaan dari elemen kepemudaan tersebut. Antara lain tentang pemerataan guru di daerah Selatan, kebijakan terhadap atlet yang berprestasi, dan infrastruktur di wilayah pedesaan. (HUMAS PROTOKOL)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :