Banyuwangi Tour de Ijen 2013, Diikuti 23 Tim Dalam dan Luar Negeri
Kamis, 24 Oktober 2013
Rangkaian perhelatan akbar bertajuk Banyuwangi Festival 2013 selama September – Desember 2013 semakin memperkuat predikat Banyuwangi sebagai arah baru kunjungan wisata di Jawa Timur. Mengandalkan wisata minat khusus (special interest tourism), Banyuwangi banyak mengeksplorasi keindahan panorama alamnya untuk menciptakan kesan yang tak akan terlupakan di benak wisatawan.
Salah satu event yang diandalkan adalah International Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI) yang memadukan antara olahraga dan wisata berbasis keindahan alam atau sport tourism. BTDI akan kembali digelar pada 2 – 5 November 2013.
Saat kali pertama digelar tahun lalu, BTDI sukses mencuri perhatian perhatian dunia olahraga balap sepeda internasional sekaligus bisa mendatangkan ribuan wisatawan ke Banyuwangi. Event balap sepeda dunia tersebut sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
Ajang ini melibatkan 17 tim luar negeri dan 6 tim dalam negeri. Termasuk di dalamnya 3 tim pro-continental sebagai syarat maksimal penyelenggaraan kompetisi balap sepeda 2.2 dan empat tim nasional Asia. Nama-nama punggawa balap sepeda seperti Gader Mizbhani, pebalap terbaik Asia dari Iran serta pebalap nasional Hari Fitrianto yang bergabung dengan CCN Brunei ikut meramaikan kompetisi ini. “Pada BTDI tahun ini jumlah pebalap lebih banyak serta kualitasnya lebih bagus dibanding tahun lalu,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Jika pada tahun lalu BTDI menyuguhkan tiga stage maka tahun ini terjadi penambahan rute menjadi 4 stage. Tentunya ini menambah panjang lintasan yang harus dilalui oleh para pebalap yakni 606,5 kilometer, melewati seluruh 24 kecamatan yang ada di Banyuwangi.
Stage pertama dimulai dengancircuit racedi dalam kota Banyuwangi.Mengambil start di Jalan A. Yani, tepat dimuka kantor Bupati, ratusan pembalap akan menempuh 12 lap sepanjang 129,9 kilometer. Rute yang cenderung landai pada etape ini seolah menjadi arena pemanasan bagi para pembalap sebelum melalui stage selanjutnya yang lebih menantang.
Pada etape dua,ratusan pembalap BTDI akan memacu pedal sepedanya dari Stadion Garuda Bajulmati, Wongsorejo menuju Pulau Merah sejauh 189,6 kilometer. Pada rute ini selain mengandalkan kecepatan para pembalap juga harus mengeluarkan kemampuan ekstra untuk memenangkan race. Sebabrute yang naik turun dan panjang menjadijalur neraka yang cukup menguras tenaga. Namundemikian di sepanjang jalan pembalap disuguhkan view persawahan dan perbukitan yang asri. Kemudian finish di pantai Pulau Merah yang memiliki panorama dan ombak menawan.
Di stage ketiga para pembalap akan melalui rute Jajag- Genteng sepanjang 115,7 km. Di jalur ini tantangan tidak seberat etape sebelumnya meski tetap melalui kawasan perbukitan. Rute ini memberi kesempatan bagi pembalap untuk kembali membuktikan skill-nya dalam beradu cepat balap sepeda.
Stage keempat dan juga terakhir dengan rute Kalibaru – Ijen kembali menyuguhkan jalur neraka bagi pembalap. Rute sepanjang 171,3 kilometer ini tidak hanya menyuguhkan jalur yang panjang tapi juga rute tanjakan dan kelokan yang curam. Sejuknya hawa pegunungan Ijen di rute ini tidak mengurangi beratnya medan justru semakin menantang ketangguhan para racerkarena telah terbukti menjadi rute paling sulit dan melelahkan bagi para pembalap BTDI tahun lalu. Banyak diyakini bahwa rute menuju Ijen adalah yang terbaik di Asia untuk tanjakan balap sepeda.
Untuk ajang ini, Pemkab Banyuwangi menyediakan hadiah ratusan juta rupiah dengan nilai total Rp 700 juta, naik hampir dua kali lipat dari tahun kemarin.
Sementara itu, Ketua Panitia BTDI Guntur Priambodo mengatakan atas perolehan nilai absolut pada penyelenggaraan BTDI tahun lalu yakni 85, UCI pun meninggikan standar pelaksanaan BTDI dengan memberikan tambahan syarat pada evenkali ini. Yakni adanya penilaian anti doping bagi pemenang satu sampai tiga. “Nantinya hasil tes doping akan dikirim ke India untuk diratifikasi,” kata Guntur.(Humas Protokol)