Bulan Puasa, Kendaraan Donor PMI Diserbu Warga yang Ingin Donor Darah

Selasa, 22 Mei 2018


BANYUWANGI – Kendaraan layanan donor darah Palang Merah Indonesia (PMI) terus diserbu warga masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya di bulan puasa Ramadhan ini. Seperti pemandangan yang terlihat pada Senin malam (21/5) di depan Pendapa Kabupaten Banyuwangi.

Di depan kendaraan jenis bus tersebut puluhan warga silih berganti mendonorkan darahnya sejak selepas buka puasa hingga pukul 22.00 WIB. Empat orang petugas terlihat sibuk melayani warga. Mereka terdiri atas dua aftaper atau petugas pengambil darah, satu petugas pendata, dan satu petugas pengukur tensi darah sekaligus menentukan golongan darah.

“Alhamdulillah, warga sangat antusias. Tiap hari ramai seperti ini,” kata salah satu petugas, Wibowo Dedi Satrio. Sejak dibukanya layanan ini  pada hari kedua puasa, tepatnya tanggal 18 Mei lalu, terang Dedi, tak kurang dari 50 pendonor yang datang setiap harinya.

Mobil unit layanan yang bertuliskan ‘Donor Darah On The Bus’ tersebut sangat diminati oleh pendonor. “Mereka rata-rata mengaku senang kalau kami buka layanan seperti ini. Sebab selain tempatnya mudah dijangkau, mereka juga  bisa menyesuaikan diri dengan waktu senggang mereka di bulan puasa ini,” tutur Dedi.

Selama Ramadhan, layanan ini dibuka sejak pukul 16.00 – 22.00 WIB. Namun warga biasanya mulai datang usai berbuka hingga malam hari. Di hari-hari biasa, kendaraan donor darah ini tidak selalu mangkal di suatu tempat, kecuali persediaan darah sedang menipis. Jika persediaan darah menipis, maka kendaraan layanan donor darah ini bisa ditemui dengan mudah di pendapa dan Taman Blambangan.

Saat ini, beber Dedi,  stock darah dari semua  golongan darah di PMI masih aman. Sementara permintaan darah di rumah sakit per hari rata-rata 60 – 70 kantong. “Dengan adanya layanan ini, akan semakin menambah aman jumlah stock darah di PMI,” jelas pria yang sudah bekerja di PMI selama 5 tahun ini.

 

Sementara itu, di bus donor, terlihat dua orang wanita yang sedang  mendonorkan darahnya. Mereka adalah ibu dan anak. Hani Vista Ramadhita menemani ibunya, Sumarni,  yang baru pertama kalinya mendonorkan darahnya.  Keduanya mendonorkan darahnya bersamaan.

Hani yang sudah tiga kali donor darah, sesekali terlihat menyemangati sang ibu, hingga proses pengambilan darah selesai. “Saya senang, akhirnya bisa menyumbangkan darah saya. Dari dulu terkendala tensi darah yang rendah sehingga gagal donor. Nah, ini kok pas puasa, tensi saya bagus,” tandas Sumarni dengan wajah gembira. (*)

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :