Dekati Hari H Kejuaraan Surfing, Pemkab Banyuwangi & Blue Fin Surfing Factory Matangkan Persiapan

Kamis, 25 April 2013


BANYUWANGI – Pelaksanaan Red Island Banyuwangi International Surf Competition 2013  yang dihelat pada 24 -  26 Mei sudah semakin dekat. Pemkab Banyuwangi  bekerjasama dengan Blue Fin Surfing Factory terus mematangkan berbagai persiapan demi suksesnya kejuaraan selancar berskala internasional tersebut.

Owner Blue Fin Surfing Factory, Sapto Agus Djumadi yang akrab disapa Agus Lee  optimis event ini akan berjalan lancar. “Sejauh ini persiapan yang kami lakukan hampir final. Jumpa pers, akomodasi peserta, dan  tempat perlombaannya juga  sudah fixed semua. Dengan persiapan  matang yang kami lakukan, kami optimis acara ini bisa terlaksana dengan baik,” ujar pria pecinta surfing yang juga menggandeng majalah surfing Magic Wave dan komunitas peselancar Pulau Merah (Red Island Surf Community) dalam kegiatan ini.

Menurut Agus Lee, ada tiga kategori yang dilombakan dalam kejuaraan ini, yakni kategori lokal, nasional dan internasional. Untuk setiap kategorinya jumlah peserta ditargetkan 64 orang,sehingga total ada 192 orang. Saat ini di kategori lokal dan nasional  masing-masing sudah ada  50 orang yang mendaftar. Sementara kategori internasional, panitia menargetkan minimal pesertanya  diikuti 15 negara. “Antusiasme peselancar asing terhadap kompetisi ini patut mendapatkan apresiasi. Kami baru menyebar publikasi selama 3 hari (22 – 24/4), target minimal 15 negara sudah tercapai,” jelas Agus Lee. Hingga kemarin (24/4),terang Agus Lee, pesurfer asing yang sudah mendaftarkan diri berasal dari Australia, Amerika, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, dan Jerman. Selain itu juga  Italia, Swedia, Brazil, Portugal, Perancis, Austria, Belanda dan Afrika Selatan. Dari negara-negara tersebut, tercatat sudah 25 peserta. H minus 7 (17/5) nanti,   beberapa peserta juga berkesempatan untuk menjajal ombak Pantai Merah yang tingginya  mencapai 4 – 5 meter untuk mempelajari medan sebelum berlaga.

Istimewanya, jelas Agus Lee,  acara yang diadakan di salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi ini  direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Menteri Pemuda dan Olahraga serta  Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.   Acara diawali dengan  turtle release (pelepasan penyu) dilanjutkan pemotongan pita dan pelepasan balon. Tepat pukul 09.15 WIB, kompetisi dimulai.

Sehari sebelumnya (23/4), panitia juga menggelar press conference untuk media. Bila press conference pertama digelar di Hotel Grand Istana Rama, Kuta -  Bali (3/5), Banyuwangi mendapat kesempatan untuk mempromosikan event ini pada media di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Melalui media, tandas Agus Lee, potensi wisata ecotourism Banyuwangi yang diexpose  lewat kejuaraan ini akan semakin dikenal dunia. Dan manfaatnya bagi para penggila surfing, selain mereka mengenal titik  surfing yang baru di Indonesia, mereka juga bisa menjalin komunikasi antar pesurfer agar ke depan mampu menggiatkan olahraga surfing.

 Malamnya, peserta akan mengikuti sesi gala dinner, sekaligus dirangkai  pembagian colour heat. Colour heat,jelas Agus Lee, adalah warna pakaian peserta kontes yang dipakai pada saat lomba,  yang terdiri atas 4 warna berbeda, yakni merah, kuning, hijau dan hitam. Dalam setiap heat (pelepasan peserta), akan turun  4 orang dengan warna yang berbeda ini.

Pada hari H kompetisi, untuk menghibur peserta dan masyarakat, tak tanggung-tanggung,   panitia juga menggelar konser musik pada malam harinya yang dimeriahkan oleh DJ dan tiga grup band. Pada malam pertama, usai perlombaan kategori lokal, Rescue Rockability akan meramaikan kejuaraan ini. Dilanjutkan dengan penampilan Congrad Good Vibration pada malam setelah kategori nasional digelar. Dan pada malam hari pasca kategori internasional dipertandingkan, event besar ini ditutup dengan konser Steven Jam, sekaligus pembagian hadiah bagi para pemenangnya.

Pantai Pulau Merah yang terletak  di Desa Sumberagung,  Pesanggaran ini memang sayang untuk dilewatkan, apalagi  bagi para penghobi selancar. Dengan pemandangan alam yang bagus, dimana di tengah pantai terdapat gunung kecil bertanah merah yang jika terkena sinar matahari makin menampakkan warna merahnya dan  kelembutan pasir putihnya menjadikan Pulau Merah memiliki  potensi wisata alam yang komplit. Belum lagi tiga spot ombak yang dimiliki Pulau Merah yang biasa digunakan oleh peselancar pemula, amatir dan profesional di sepanjang tahun. Angin laut Pulau Merah boleh dibilang cukup kencang, sehingga menyebabkan gelombang lautnya relatif tinggi. Tak salah jika banyak orang yang mengatakan bahwa kawasan Pulau Merah seperti kawasan Pantai Kuta, Legian dan Seminyak di tahun 70-an silam.(Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :