Di Banyuwangi, Pasar Tradisional Dilengkapi Ruang Kreatif buat Milenial
Senin, 30 Desember 2019
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meresmikan Banyuwangi Millennial Market, sebuah ruang publik bagi kalangan milenial untuk menggelar beragam aktivitas, Senin (30/12/2019). Menariknya, public space ini terintegrasi dengan Pasar Tradisional Rogojampi dan satu atap dengan dengan Pasar Pelayanan Publik.
”Jadi ini kita bikin terintegrasi. Pertama, ada pasar tradisional. Kedua, ada pasar pelayanan publik yang bisa melayani sekitar 100 jenis dokumen atau perizinan. Jadi warga berbelanja ke pasar bisa sambil ngurus dokumen atau izin. Nah, yang ketiga, di atas Pasar Pelayanan Publik dibikin pasar khusus mengakomodasi anak-anak muda. Mereka bisa berkumpul, kerja bareng, sekaligus jualan produknya di sini,” ujar Anas.
Anas menjelaskan jika fasilitas publik ini dimaksudkan sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitas hingga berkegiatan ekonomi bagi anak-anak muda. Tempat ini bakal menjadi salah satu tempat pusat pengembangan keterampilan usaha.
“Di sini akan menjadi tempat pelatihan-pelatihan pengembangan diri dan usaha anak muda. Misalnya pelatihan barista, pelatihan batik, pelatihan pengolahan berbasis potensi desa, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Anas melanjutkan tempat tersebut diharapkan akan menjadi tempat kerja bersama sekaligus basis pertemuan berbagai komunitas. Mereka bisa saling bertukar pikiran bagi kemajuan ekonomi kreatif di daerah.
“Misalnya anak muda barista, pemuda yang mengolah produk potensi desanya, pemuda yang jago pemasaran online, bisa saling bertemu dan bekerjasama untuk membangun komunitas pemuda enterpreneur untuk membangun kemandirian ekonomi bersama,” ujar Anas.
Selain itu lokasi tersebut juga akan menjadi pentas musik bagi band-band anak muda daerah. Mereka akan tampil secara bergantian setiap minggunya.
“Jadi nanti tiap malam minggu juga akan ada pentas musik untuk menyemarakkan tempat ini. Jadi semakin asyik untuk anak-anak muda daerah beraktivitas di sini,” ujar Anas.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Anas juga melantik tiga kepala desa hasil pemilihan kades serentak tahun ini. Salah satu pesannya, Anas meminta agar kepala desa menajdikan balai desanya menjadi ruang publik yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas warga.
"Menjadikan balai desa sebagai pusat aktivitas warga adalah salah satu implementasi dari Smart Kampung. Misalnya, menjadi pusat pembelajaran warga, pusat anak-anak latihan seni dan ketrampilan lainnya. Ini perlu agar warga memiliki ruang untuk berekspresi,” kata Anas.
Terkait penerapan Smart Kampung lainnya, Anas meminta agar kepala desa memaksimalkan sejumlah program yang tercakup di dalamnya. Salah satunya mengutamakan pelayanan publik yang prima kepada warganya.
"Jangan sampai ada warga yang harus bolak-balik ke kantor desa hanya untuk mengurus satu keperluan. Jangan bikin ribet. Kalau memang suratnya butuh waktu panjang, desa bisa mengantar dokumen warga atau di Whatsapp. Jadi warga tidak harus bolak balik dan nunggu lama,” pungkas Anas. (*)