Festival Anak Yatim Tebar Rasa Solidaritas di Banyuwangi
Minggu, 20 November 2016
BANYUWANGI - Seribu anak yatim dari berbagai pelosok Kabupaten Banyuwangi bersama di pendopo kabupaten dalam rangkaian acara Festival Anak Yatim, Sabtu (19/11). Acara berkumpul bersama ini merupakan puncak acara Festival Anak Yatim. Beberapa hari sebelumnya, para anak yatim diajak untuk study tour ke kantor pemerintahan, bandara, sekolah pilot, hingga pabrik pembuat kapal perang di Banyuwangi yang melayani kebutuhan tentara dari berbagai negara.
Ribuan anak yatim tersebut bergembira dan belajar bersama. Di lokasi acara disediakan berbagai macam permainan edukatif, perpustakaan, gerai makanan-minuman, hingga papan yang didesain seperti pohon untuk menuliskan cita-cita mereka. Dengan polos, anak-anak yatim itu mengungkapkan cita-citanya.
”Saya ingin menjadi dokter, Amin,” tulis salah seorang anak. ”Semoga saya menjadi anak yang salehah dan semoga ayah tenang di sisi Allah,” tulis yang lain. Ada pula yang menuliskan cita-cita sebagai pengusaha, TNI, guru, hingga petani sukses.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ini merupakan bagian dari Banyuwangi Festival yang membahagiakan para anak yatim yang datang dari semua agama itu. ”Semoga cita-cita mereka semua bisa terwujud. Pemerintah dengan segala keterbatasannya akan terus bekerja untuk memfasilitasi seluruh anak, termasuk para anak yatim ini,” kata Anas.
Festival Anak Yatim, sambung Anas, merupakan upaya pemerintah daerah untuk membangun dan menebarkan nilai-nilai solidaritas sosial di kalangan masyarakat untuk membantu anak yatim. ”Spirit solidaritas ini penting karena merupakan bagian dari modal sosial untuk membangun daerah. Masyarakat perlu bahu-membahu untuk saling meringankan,” ujar mantan ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.
FAY sendiri masuk dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2016 yang berisi beragam acara wisata, budaya, dan pariwisata berbasis olahraga. ”Jadi Banyuwangi Festival mencakup banyak nilai. Ada nilai cinta seni-budaya lewat atraksi wisata seperti acara Festival Gandrung Sewu dan Banyuwangi Beach Jazz. Ada sportivitas lewat ajang sport tourism seperti Tour de Banyuwangi Ijen. Ada pula nilai kemanusiaan lewat Festival Anak Yatim,” beber Anas.
Pemkab Banyuwangi, sambung Anas, telah memiliki sejumlah program untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak. Di antaranya adalah beasiswa Banyuwangi Cerdas yang diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu hingga bangku kuliah. Dalam beasiswa tersebut, tiap anak diberi uang saku Rp 600.000 per bulan dengan biaya kuliah ditanggung pemerintah daerah.
Anas mengingatkan tiga hal pada anak-anak Banyuwangi agar bisa meraih cita-cita. Pertama adalah berdoa. Kedua, bekerja dan belajar. ”Dan ketiga, ini juga sangat penting, berbakti pada guru dan orang tua jika masih ada. Jangan lupa untuk ringan tangan, suka menolong jika teman atau tetangga kita dalam kesusahan,” ujarnya.
Dalam acara itu, anak-anak yatim ini juga mendoakan agar Indonesia selalu diberi kemakmuran serta para pemimpin negara diberi kesehatan dan ketabahan dalam menjalankan tugas. ”Semua anak yatim juga akan mendapatkan santunan sebesar Rp. 300.000 per anak dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Banyuwangi,” kata Ketua Panitia, Haikal Kafili.
Haikal menambahkan, Festival Anak Yatim juga dimeriahkan dengan lomba cipta dan baca puisi Bahasa Using (bahasa masyarakat lokal Banyuwangi) untuk siswa SMP sederajat serta kegiatan Gali Potensi dan Prestasi Anak Yatim tingkat SMA. (Humas)