Festival Kuwung 2013 Semakin Mempesona

Sabtu, 14 Desember 2013


BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi tak henti-hentinya memamerkan ragam budayanya yang kaya lewat Festival Kuwung. Meskipun digelar tiap tahun, namun siang ini, Sabtu (14/12), kemegahan dan kemeriahan Festival Kuwung semakin mempesona. Masyarakat Banyuwangi yang menyaksikannya di pinggir-pinggir jalan bahkan tak beranjak hingga festival usai.

Festival Kuwung kali ini memang berbeda dari tahun sebelumnya. Salah satu yang membuatnya tampil lebih menarik adalah adanya pintu gerbang raksasa yang menjadi pembatas antara defile dengan para penonton. Jadi, penonton dibuat penasaran dengan defile yang akan muncul. Selain itu penampilan para penari yang membawakan berbagai tema juga tampil lebih atraktif. Dibalut kostum yang segar serta gerak tari yang indah semakin membuat penonton larut dalam pesona Festival Kuwung.

Diawali opening musik Luk-luk Lumbu yang rancak, para pemusik seolah hendak menarik penonton untuk masuk ke dalam atmosfer festival. Kemudian Bupati Abdullah Azwar Anas menyerahkan Godho Wesi Kuning kepada tokoh Minak Jinggo sebagai pertanda dimulainya pawai Festival Kuwung.  

Begitu Minak Jinggo berlalu, ratusan penari masuk ke dalam arena pentas. Mereka membawakan tarian Sampur Jingga Blambangan.    Tarian yang mengisahkan awal mula munculnya tari Gandrung ini menampilkan transisi tari Gandrung mulai dari tari Seblang, Gandrung Lanang dan Gandrung Wadon. Tarian Gandrung Lanang yang menceritakan penari Gadrung Marsan sebagai Gandrung laki-laki terakhir disambut dengan meriah oleh penonton.

Rangkaian opening kemudian disusul oleh pertunjukkan drum band Korsik Pemkab Banyuwangi yang mengiringi penampilan BEC terbaik 2013. Kemudian sebagai bentuk penghormatan, pada barisan awal defile secara berturut-turut menyuguhkan penampilan seni budaya dari daerah tetangga yakni Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo dan Kota Probolinggo. Istimewanya Walikota Probolinggo ikut di dalam defile kesenian yang diusungnya untuk menyapa masyarakat Banyuwangi.

Penampilan inti dari Festival Kuwung akhirnya dimulai. Diawali dengan tema sejarah yang  mengangkat ‘Agul-agule Wong Agung Wilis’. Tema ini dibawakan secara kreatif oleh para penampil. Memadukan tarian dan aksi teatrikal, penonton dibuat seolah dibawa ke dalam suasana nyata saat terjadinya perang antara Wong Agung Wilis dengan VOC di bumi Blambangan. Apalagi ditambah adanya suara tembakan dan bom membuat penonton membayangkan betapa sengitnya perjuangan para pahlawan Banyuwangi.

Selanjutnya barisan Industri Kreatif menyajikan ‘Dudu Jajang Kambang’, mengangkat berbagai potensi bambu. Hasil kerajinan bambu mulai perabot rumah tangga hingga aksesoris interior dipajang dalam mobil hias. Menariknya para penari di segmen ini menggunakan bambu sebagai aksesoris baik di rambut maupun sebagai gelang dan kalung yang semakin menambah cantik penampilan mereka.

Kemudian pawai dilanjutkan defile Agro Wisata yang menampilkan Pesisir Manis Wetan. Tema ini menggambarkan kegiatan masyarakat pesisir yang melakukan ritual mohon doa keselamatan dalam mencari nafkah di laut. Selanjutnya defile dilanjutkan dengan barisan Barong Ider Bumi. Puluhan Barong melenggak lenggok di sepanjang catwalk pertunjukkan. Kehadiran mereka disebutkan sebagai salah satu ritual masyarakat Using dalam menolak bala.

Sementara barisan Adat Tradisi menampilkan Arak-arakan Kemanten Banyuwangi. Pada defile ini ditampilkan adu bakat kemunjilan, yakni adu bakat yang harus dilakukan oleh keluarga mempelai pria karena calon mempelai wanita merupakan anak bungsu, yang menjadi kesayangan keluarga. Selain Kemanten Adat Using, arak-arakan ini juga menampilkan berbagai adat kemanten yang ada di tengah masyarakat seperti kemanten Jawa dan Madura.

Dan pada barisan terakhir, menampilkan tema objek wisata yang berjudul Syurganya Pulau Merah.  Dalam parade ini ditampilkan tarian tukik yang dibawakan oleh penari anak-anak. Selain itu juga ada teatrikal olahraga surfing yang dibawakan dengan apik oleh anak-anak muda Pulau Merah.

Tanpa terasa Festival Kuwung 2013 usai, namun pesonanya masih terngiang di benak masyarak Banyuwangi. Salah satunya, Pramudya, warga Tamanbaru yang benar-benar menikmati pertunjukkan Kuwung sejak awal hingga akhir. "Festival Kuwung ini sangat bagus. Semoga tahun depan lebih menarik lagi," ujarnya.

Sementara itu Bupati Anas menyatakan tekadnya untuk terus memajukan budaya daerah. “Kami akan terus membangun daerah. Dan kami juga akan tetap mempertahankan budaya,” ungkap Bupati Anas. Usai pertunjukan. Bupati Anas dan Forpimda serta seluruh jajaran SKPD ikut berjalan di sepanjang rute yang disambut hangat oleh masyarakat Banyuwangi.  

Festival Kuwung kali ini turut dihadiri Walikota Probolinggo H. Buchori, SH.M.Si, Kepala Disbudpar Provinsi Jawa Timur Dra. Wiwiek Widayati, Perwakilan Pemerintah Daerah Bondowoso, Situbondo, Jember dan Kediri, Vice President Telkom Agus Mulyadi, Ketua Perbanas Sigit Purnomo, serta CEO Grup Bosowa Erwin Aksa.(Humas & Protokol) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :