Gebyar Lalare Orchestra Panen Standing Ovation Penonton

Minggu, 25 September 2016


Banyuwangi- Gemuruh tepuk tangan dari ribuan penonton yang memenuhi Gesibu Blambangan menandai pagelaran Lalare Orkestra Concert. Mereka memberikan standing aplause seratus anak yang rancak memainkan berbagai alat musik etnik. Mulai angklung, gendang, rebana dan lain sebagainya.

Tiga belas komposisi musik berhasil dimainkan anak-anak yang masih berusia 8 sampai 12 tahun itu. Anak-anak yang masih duduk di bangku SD sampai SMP terlihat mahir membawakan aransemen etnik Gebyar pada sesi pembukaan. Lalu disusul dengan Lagu Lalere, Bumi Asri, Ana Paran dan Banyuwangi Maju. Sesi kedua, penampilan Lalare Orkestra makin memukau. Lagu Mung Ndika mengawali sesi kedua ini. Lalu disusul dengan aransemen Padang Bulan. Menariknya, lagu yang amat populer tersebut dinyanyikan dengan bahasa Inggris. Kemudian disusul dengan Kembang Peciring dan Panji-Panji. Selain lagu daerah Banyuwangi, Lalare Orkestra juga membawakan lagu dari genre dan daerah lain. Seperti terlihat pada sesi ketiga. Lagu dangdut Kereta Malam dan lagu daerah Madura, Tanduk Majeng dibawakan dengan musik etnik Banyuwangi dengan tetap mempertahankan citarasa daerahnya.

Samsudin Adlawi, manager Lalare Orkestra sekaligus Ketua Dewan Kesenian Banyuwangi menyebutkan hal itu sengaja dibawakan untuk menambah kekayaan dalam bermusik. "Ada dangdut, blues, lagu Madura, Bugis dan lainnya, biar lebih beragam," terang Adlawi.

Tanggapan yang begitu meriah, memberikan kesan yang begitu mendalam bagi para pemusik Lalare Orkestra. Bagus Tri Sasongko salah satunya. Siswa kelas 4 SD Negeri 1 Lemahbangdewo, Rogojampi itu tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. "Senang banget," jawabnya sembari tersenyum.

Kebanggaan juga menyelimuti hati orang tua. Dody, salah satu orang tua, mengaku terkejut mengetahui anaknya tertarik dengan musik etnik. Ia awalnya hanya memperkenalkan olahraga tenis pada buah hatinya. "Saya terkejut, tak menyangka, anak saya bisa main musik," akunya.

Keberhasilan penyelenggaraan tahun kedua Lalare Orkestra tersebut, di luar ekspektasi semua orang. Tak menyangka, meski hanya berlatih selama dua bulan, mampu menyuguhkan tampilan yang luar biasa. Penonton terkesiap menyaksikan bocah-bocah yang terampil memainkan alat musik. Seratus anak tersebut diseleksi dari berbagai ekstrakulikuler karawitan tingkat SD dan SMP se Banyuwangi. Kemudian mereka dilatih secara intensif oleh tujuh pelatih.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas merasa bangga dengan Lalare Orkestra. Menurutnya, hal tersebut tak sekedar berlatih musik belaka. "Ini lebih dari sekedar musik, akan tetapi memberikan ruang bagi anak untuk berkreasi dan menemukan bakatnya," ungkapnya.

Dari penampilan yang demikian tak heran, jika Lalare Orkestra pada tahun lalu berhasil meraih perhargaan internasional Pasific Asia Travel Association (PATA) kategori heritage and culture. Penghargaan diserahkan di sela-sela acara PATA Travel Mart di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Banten, Jumat (9/9).

PATA adalah asosiasi pariwisata yang terdiri atas 970 organisasi/entitas kepariwisataan, 100 maskapai penerbangan, 150 institusi pendidikan/universitas/ pusat kajian pariwisata,  dan ribuan perusahaan pariwisata. Penghargaan ini pula yang menginspirasi mereka untuk mengangkat tema “Nyerambahi Jagat” pada konser Sabtu besok.

"Mereka telah mampu menunjukkan kemampuannya dan mendapatkan penghargaan internasional. Dengan tema ini pun, mereka berharap kiprah musiknya akan terus berkibar dengan membawa bendera kesenian Banyuwangi," pungkas Samsudin. (humas).



Berita Terkait

Bagikan Artikel :