Genjot Sektor Wisata, Banyuwangi Gelar Event Kitesurfing

Kamis, 7 Agustus 2014


BANYUWANGI – Event pariwisata berbasis olahraga (sport tourism) kembali digelar di Banyuwangi. Setelah International Surfing Competition di Pantai Pulau Merah pada Mei lalu, pada 9-10 Agustus akan digelar Banyuwangi Summer Kitesurfing Camp di Pulau Tabuhan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Pulau Tabuhan berada di Banyuwangi bagian utara. Untuk mencapainya harus menyebrang dengan perahu dari Pantai Bangsring, Wongsorejo. “Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang belum diketahui banyak orang. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota lautnya yang menawan. Sangat layak untuk dipromosikan. Caranya dengan mengemas semua itu melalui event olahraga kitesurfing (selancar layang) dan windsurfing (selancar angin) yang sedang digandrungi para pencinta olahraga air dunia saat ini,” kata Bupati Anas.

Peserta yang akan mengikuti event ini terdiri atas 36 kitesurfers asing yang berasal dari berbagai negara. Di antaranya Austria, Jerman, Perancis, Singapura, Thailand, Hongkong, dan Australia. Beberapa atlet dari Bali Kitesurf Club juga ikut serta.

"Tidak hanya sekedar menjadi event promosi wisata, namun event ini sebagai salah satu cara menjadikan Pulau Tabuhan menjadi tujuan utama surfpoint bagi komunitas kitesurfing dan windsurfing internasional,” tutur Bupati Anas.

Dia mengatakan, event tersebut merupakan sinergi Pemkab Banyuwangi dengan pihak swasta, yaitu Banyuwangi Bangsring Breeze. "Pemerintah daerah hanya bantu promosinya. Ini salah satu bentuk private partnership dalam menggerakkan sektor pariwisata yang muaranya adalah menggerakkan perekonomian masyarakat," ujarnya.

Ajang ini merupakan pemanasan sebelum agenda sesungguhnya, yakni International Event Kitesurfing and Windsurfing Competition pada 2015, digelar pada tahun depan. “Event tersebut akan dimasukkan dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2015,” ujar Bupati Anas.

Bupati Anas yakin event sport tourism tersebut bisa berdampak positif untuk menggerakkan ekonomi lokal dan memperkenalkan Pulau Tabuhan. "Akan ada tamu, baik atlet maupun wisatawan. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif seperti jualan suvenir, kuliner, dan jasa penunjang lainnya," tuturnya.

Berdasarkan data International Kiteboarding Association, terdapat sekitar 1,5 juta pemain kitesurfing (kitesurfer) di seluruh dunia. Ini merupakan pasar yang besar untuk dibidik guna menggairahkan wisata daerah. Perkiraan nilai pasar industri kitesurfing mencapai USD 250 juta, meliputi nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraan event, dan sebagainya
 

Sementara itu Ivan Asmadiputra, manajer Banyuwangi Bangsring Breeze menambahkan bahwa pemilihan lokasi di Pulau Tabuhan ini sangat strategis. Lantaran, kata dia, kedua olahraga ini sangat mengandalkan pada kekuatan angin, yang idealnya antara 20-30 knot "Pulau Tabuhan ini sangat pas sekali untuk kitesurf dan windsurf. Kecepatan angin di sekitar sana berkisar 20-30 knot. Hari ini (Kamis-red) saja mencapai 25. Di Bali sendiri hanya sekitar 18 knot," kata dia.  


Kitesurfing sendiri adalah olahraga selancar di permukaan air yang menggabungkan beragam unsur, mulai dari selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam menjadi satu jenis olahraga. Kitesurfing memanfaatkan angin guna mendorong sang atlet untuk menaklukkan air dengan papan selancar kecil. Para atlet atau pengendara di papan selancar dihubungkan dengan sebuah layang-layang paralayang. Para atlet akan berlomba melintasi air dan terkadang di udara.

Adapun windsurfing adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air.

Perkembangan olahraga kitesurfing cukup pesat. Pada 1998, di dunia cuma ada 1 kompetisi kitesurfing dengan hadiah hanya minuman bir. Hanya dalam jangka tiga tahun, pada 2001 terdapat lebih dari 30 kompetisi dengan hadiah lebih dari USD 50.000, dan saat ini sekitar 100 event kompetisi. (Humas & Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :