International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Mei 2016
Rabu, 30 Maret 2016
AJANG International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) kembali digelar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Balap sepeda yang telah menjadi agenda rutin (calendar of eventi) Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) kembali digelar pada 11-14 Mei mendatang. ITdBI telah mendapatkan peringkat ”excellent” dari UCI yang menjadikan ITdBI sebagai kejuaraan balap sepeda terbaik di Indonesia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ITdBI yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2012 itu menjadi salah satu perwujudan konsep pariwisata berbalut olahraga (sport tourism) yang kini getol digiatkan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
”Sport tourism cukup efektif meningkatkan kunjungan wisatawan dan awareness calon wisatawan terhadap potensi destinasi alam dan budaya Banyuwangi. Ajang olahraga digelar atau melintasi destinasi alam dan budaya, sehingga menarik perhatian wisatawan. Kami menggelar sejumlah ajang sport tourism secara rutin dalam beberapa tahun terakhir. Selain ITdBI, tahun ini ada BMX International (2-3 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Underwater Festival (21-22 Mei), Kite and Wind Surfing Competition (20-21 Agustus), dan International Run (9 Oktober),” ujar Anas.
Anas mengatakan, terdapat tiga poin pasar yang membuat sport tourism cukup efektif mendorong kunjungan wisatawan. Pertama, kunjungan dari peserta dalam dan luar negeri yang mengikuti ajang olahraga berbalut wisata tersebut. ”Tim yang datang pasti bawa rombongan. Mereka menginap dan belanja dalam jumlah cukup besar. Misalnya, ITdBI yang dihadiri ratusan peserta yang terdiri atas pembalap dan rombongannya dari puluhan negara,” ujar Anas.
Kedua, pasar wisatawan penggila olahraga yang datang untuk menyaksikan ajang tersebut digelar. ”Penggila sepeda yang menyerbu Banyuwangi saat ITdBI mencapai ribuan. Kalau Anda tak pesan hotel sekarang, saya jamin saat penyelenggaraan ITdBI Mei mendatang tidak akan bisa dapat kamar,” ujar Anas.
Ketiga, pasar calon wisatawan yang terkena dampak pemasaran dari ajang sport tourism yang digelar. Saat ajang digelar di destinasi wisata, bakal banyak foto dan cerita yang dibuat oleh peserta, pengunjung, maupun promosi di media sosial serta media massa. ”Misalnya di ITdBI, ada pembalap yang berfoto di kaki Gunung Ijen. Juga ada foto deretan pembalap menanjak di sana dengan infrastruktur jalan yang mulus. Dan itu disertai foto api biru di Kawah Gunung Ijen. Hal semacam itu jadi pengungkit orang untuk datang. Dan terbukti, di Gunung Ijen sekarang jumlah wisatawan melonjak luar biasa,” ujar Anas.
Contoh lain adalah saat penyelenggaraan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan yang digelar rutin tiap tahun sejak 2014. Aksi para peselancar angin dan peselancar layang difoto dan disebar melalui media sosial dan media massa. ”Bahkan, akun Dubes Australia saat penyelenggaraan tahun lalu juga nge-tweet soal kompetisi di Pulau Tabuhan itu. Lalu mulai banyak yang ke Pulau Tabuhan, terutama penggemar selancar layang dari luar negeri yang sebelumnya cuma tahu Bali,” kata Anas.
International Tour de Banyuwangi Ijen
Terkait ITdbI, kata Anas, ditargetkan akan ada 20 tim luar negeri yang terlibat dan tak kurang peserta dari 29 negara yang akan ambil bagian dalam kompetisi ini. Sejumlah tim papan atas Asia dipastikan turut bertanding, di antaranya Pishgaman Giant Team, Skydive Dubai Al Ahli, dan Tabriz Shadari Team yang merupakan juara 1, 2, 3 Asia.
”Pembalap daratan Eropa pun telah memastikan akan berlaga di ITdBI. Timnas San Marino dan Tim Nasional Irlandia sudah konfirmasi. Pembalap dari Benua Amerika juga dipastikan hadir. Tim luar negeri yang memastikan berlaga hingga sekarang ada 12 tim,” kata Anas.
ITdBI 2016 terdiri atas empat etape sepanjang 567 kilometer. Rute ini ditempuh dengan melintasi berbagai destinasi wisata, mulai wisata pantai, perkebunan, sentra pertanian, city tour, hingga kaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru alias ”Blue Fire”-nya. Tanjakan menuju kaki Gunung Ijen adalah salah satu tanjakan terekstrem di Asia karena berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan 45 derajat, di atas tanjakan di Malaysia yang hanya berkisar 1.500 mdpl.
”Tahun ini aroma turismenya semakin kuat, karena mengenalkan dua destinasi wisata baru, yaitu Waduk Sidodadi di Glenmore dan Pantai Grand New Watu Dodol di Kalipuro. Kami ingin dua destinasi ini semakin populer dan menjadi daya tarik wisata baru bagi wisatawan. Khusus di Waduk Sidodadi yang berada di Glenmore, ITdBI juga kami jadikan pengungkit karena di perkebunan Glenmore kini sedang kami siapkan wisata cokelat,” ujar Anas.
Pemkab Banyuwangi berterima kasih ke Kementerian Pariwisata yang telah membantu pengembangan wisata di kabupaten tersebut. ”Selain dari sisi promosi dan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata, Kementerian Pariwisata juga mendukung pengembangan SDM pariwisata kami melalui berbagai pelatihan tematik, mulai dari life guard hingga pengelola wisata adat. Sinergi pusat dan daerah seperti ini akan memudahkan Indonesia mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara,” ujar Anas.
Dampak Sektor Pariwisata
Anas menambahkan, pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp20,8 juta per orang per tahun (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi menembus Rp 38 juta. Pendapatan per kapita Banyuwangi berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
”Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini target pembangunan dan perbaikan jalan kami sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Di beberapa destinasi, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring dan Teluk Hijau,” ujarnya.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.