International Tour de Banyuwangi Ijen Kembali Digelar, Pebalap dari 14 Negara Bertarung Jadi yang Terbaik

Rabu, 8 Oktober 2014


 

BANYUWANGI – Pergelaran International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) kembali digelar setelah sukses diselenggarakan sebanyak dua kali sejak 2012. Tahun ini, ITdBI dihelat selama empat hari pada 16 – 19 Oktober 2014 dan masuk dalam rangkaian agenda Banyuwangi Festival yang merupakan ajang pariwisata kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu.

ITdBI tahun ini menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 622 kilometer yang melewati 24 kecamatan di Banyuwangi. ”Dengan melewati berbagai kawasan di Banyuwangi, kami ingin menunjukkan keramahan warga dan keindahan alam yang ada di daerah kami. Ini sesuai dengan konsep sport tourism ITdBI di mana ajang olahraga berpadu dengan strategi pengembangan pariwisata,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Event balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) ini akan diikuti para pebalap dari 14 negara, yaitu Perancis, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Iran, Spanyol, Malaysia, Filipina, Australia, Belanda, Brunei Darussalam, Denmark, dan Indonesia.

Mereka tergabung ke dalam 20 tim yang terdiri atas 14 tim luar negeri dan 6 tim dalam negeri. "Dibanding tahun 2013 lalu, tahun ini pesertanya meningkat. Dulu hanya 12 tim internasional dan 6 tim asal Indonesia,” kata Race Director ITdBI dari UCI, Jamaludin Mahmood.

Tim continental yang akan berkompetisi di ajang ini di antaranya adalah Aisan Racing Team (Jepang), Tabriz Petrochemical Team, Pishgaman Yazd Cycling Team (Iran), Matrix Powertag (Jepang), Singha Infinite Cycling Team (Thailand), TSR Continental Team (Iran), Pegasus Continental Cycling (Indonesia), dan Team 7 Eleven Road Bike Philippines (Filipina).

Timnas negara lain yang turut bertanding antara lain Malaysia National Team dan Denmark National Team.

Adapun tim Indonesia yang akan bertanding antara lain Pegasus Continental Cycling Team, Banyuwangi Road Cycling Club dan United Bike Kencana (UBK).

Jamaludin mengatakan, ITdBI yang berada di kelas 2.2 ternyata sudah mulai mencuri perhatian tim balap sepeda internasional. Mengingat pada tanggal yang sama ada dua event balap sepeda di Jepang dan Cina, namun sejumlah tim papan atas dan pebalap sepeda Asia "Raja Tanjakan" memilih mengikuti ITdBI.

Nama-nama punggawa balap sepeda seperti Gader Mizbhani, Mirsamad Pourseyedigolakhoir, pebalap terbaik Asia dari Iran serta Oscar Pujol Munoz asal Spanyol semua menyatakan siap beradu pancal menaklukan kemiringan lereng Gunung Ijen yang mencapai 45'.

Dikatakan Chairman ITdBI, Guntur Priambodo ajang balap sepeda tahun ini dipastikan akan lebih kompetitif. Karena Raja tanjakan Asia juara 1 hingga 3 dipastikan turun di event ini.

"Secara keseluruhan kualitas pembalap akan meningkat. Mishbani, Mirsamad, dan Munoz akan berjuang di tanjakan Ijen, yang masuk horse class. Bahkan tim Aisan Jepang yang terkenal di rute flat, telah menyiapkan khusus jagoan tanjakan untuk ikut bertarung di lereng neraka Ijen. Mereka siap bertarung dengan pebalap Iran yang spesialis KOM (King of Mountain-red)," ujar Guntur yang Ketua Umum Pengprov Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Jawa Timur.

Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Choirulloh menjelaskan, pada etape pertama para pebalap akan menempuh jarak 180,78 kilometer dengan start dari Pendopo Kabupaten Banyuwangi menuju Pantai Pulau Merah. Rute yang akan dilalui etape pertama ini cukup menarik, sepanjang jalan ada hamparan sawah dan pertanian yang cukup luas, dan finish di Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah, sebuah pantai indah dengan hamparan pasir putih dan ombak menawan. Pantai tersebut menjadi destinasi andalan Banyuwangi dan rutin dijadikan tempat kompetisi selancar internasional.

"Rute hari pertama ini adalah rute pemanasan. Mengawali balapan dengan rute flat, para pembalap di rute ini juga akan melewati sejumlah tanjakan di kawasan kaki Gunung Ijen. Mulai dari Kemiren, Kalibendo, Jambu, Licin, hingga Pakel. Lalu mereka akan menempuh rute flat yang cukup panjang hingga Pulau Merah," papar Khoirullah.

Etape kedua yang merupakan rute flat, para pebalap akan menempuh jarak 100 kilometer. Para rider ini akan melintasi jalanan di kawasan sisi Selatan Banyuwangi. Melintasi sawah, dan sungai yang berkelok-kelok sepanjang jalan, tepatnya sungai Kebondalem - Bangorejo.

Rute ini diawali dari terminal Jajag dan finish di Lapangan Maron, Genteng yang harus memutar dulu melewati Dasri - Karangdoro- Kebondalem - Bangorejo menuju Purwoharjo dan kembali ke Rogojampi, Songgon untuk ke Genteng.

"Ini merupakan rute recovery setelah sehari sebelumnya mereka melewati sejumlah tanjakan dan rute yang panjang. Di rute ini tidak ada tanjakan hanya rute flat yang pendek," terang Guntur.

Baru nanti di etape ketiga, lanjut Guntur, para rider akan jatuh bangun dan berjuang habis-habisan. Karena etape ketiga adalah etape ”neraka” dengan jarak 201,7 kilometer. Para pebalap di etape ini akan memulai balapan start di Kecamatan Muncar dan finish di Paltuding, Ijen.

Mereka di etape ketiga ini akan melewati 14 kecamatan yang ada di Banyuwangi, di mana di akhir etape bakal ”disiksa” tanjakan Ijen yang luar biasa menantang. Di lereng erek-erek Ijen, mereka akan beradu pancal dengan kemiringan mencapai 45'. Gunung Ijen memiliki ketinggian 2.799 mdpl.  

"Etape 3 bisa disebut etape neraka karena selain rute terpanjang, para rider dipaksa menaklukkan lereng Ijen yang dianggap sebagai salah satu tanjakan balap sepeda paling ekstrem di Asia. Sangat menguras tenaga. Saya kira, tidak semua pebalap mampu menyelesaikan etape ini," kata Guntur yang juga Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi.

Etape ketiga ini diyakini Guntur juga sebagai babak yang menentukan. Para raja tanjakan akan berjuang habis-habisan di etape ini. Poin mereka sangat ditentukan di sini.

"Etape ini bisa sebagai penentu poin. Kalau selisih poin jawara di etape satu dan dua tipis, dipastikan jawara di etape tiga ini akal sebagai pemenang ITdBI," terang Guntur.

Terakhir di etape empat, para pebalap akan kembali menempuh rute flat sepanjang 140,5 kilometer dengan rute dari Kecamatan Kalibaru dan finish di kantor Pemkab Banyuwangi.

"Saat di kota Banyuwangi nanti, para pembalap akan menempuh criterium race dengan mengelilingi kota sepanjang 5 kilometer sebanyak 15 kali putaran," kata Guntur.

Choirulloh menambahkan, event ITdBI akan memperebutkan hadiah Rp 700 juta dengan beberapa kategori. Klasemen umum individual (Yellow Jersey), Green Jersey (best sprint classification), White Jersey (best Indonesian rider) dan red jersey untuk juara umum tanjakan (best KOM).

Seluruh persiapan dalam menyelenggarakan even ITdBI ini, menurut Choirulloh, hampir sempurna. “Semua persiapan mulai perlengkapan yang dibutuhkan peserta, akomodasi hingga rute sudah 90 persen. Tinggal bagaimana kelancaran penyelenggaraan saat kompetisi berlangsung,”  kata dia. (humas protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :