Jajaran Manajer BI se-Indonesia Belajar Langsung Pengendalian Inflasi ke Banyuwangi

Kamis, 1 Maret 2018


BANYUWANGI – Sekitar 100 pengelola komunikasi Bank Indonesia (BI) se-Indonesia, terdiri dari para manager, asisten direktur, dan deputi direktur, menggelar Forum Pengelola Komunikasi di El Royal Hotel, Banyuwangi, 1-2 Maret. Mereka membahas informasi-informasi terbaru tentang kebijakan BI.

Menurut Pj Direktur Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, dipilihnya Banyuwangi karena terbilang sukses menghendalikan inflasi. 

Terbukti, telah meraih penghargaan pemerintah pusat sebagai daerah paling inovatif dalam pengendalian inflasi. Selain itu, dalam beberapa periode inflasi Banyuwangi juga terendah di Jawa Timur. 

“Makanya, kami ajak teman-teman ke Banyuwangi agar mereka belajar dan melihat langsung bagaimana pengendalian inflasi itu menjadi penting. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa inflasi yang terkendali juga percuma. Artinya, telah terjadi kemiskinan pada masyarakat dari sisi daya beli. Tapi Banyuwangi ini hebat, mampu mengendalikan harga meski pertumbuhannya kiat meningkat,” kata Junanto.

Dalam acara tersebut, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, tak hanya diundang, namun juga didapuk sebagai nara sumbernya. 

“Sengaja kami undang Pak Anas untuk memotivasi jajaran kami. Sekaligus memaparkan inovasi beliau sehingga bisa membawa Banyuwangi sampai semaju ini. Karena, kalau kita belajar dengan melihat langsung contohnya, hasilnya akan lebih maksimal,” imbuhnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam paparannya menjelaskan tentang berbagai inovasi pelayanan publik dan visi kepemimpinan daerah yang melayani. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, diperlukan dua hal penting yang harus dilaksanakan.

"Pertama, harus memetakan terlebih dahulu permasalahan yang ada, baru kemudian menentukan skala prioritas. Dari hal tersebutlah, lantas kita bekerja untuk memberikan pelayanan," terang Anas.

Dari dua hal tersebut, kemudian Banyuwangi membuat berbagai inovasi. Secara garis besar, inovasi tersebut meliputi pengembangan sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM). "Kita buat sistem, karena tanpa sistem yang inovatif pasti akan sangat kesulitan. Kita kembangkan e-village budgeting, e-monitoring dan lainnya untuk mengontrol kinerja kami," tuturnya.

Inovasi juga dikembangkan dalam sektor SDM. "SDM ini elemen penting untuk melaksanakan semua inovasi dan kebijakan Pemda. Bagi para PNS, kita berikan insentif, dan kepada masyarakat kita kembangkan mindset yang baru," jelas Anas.

Selain itu, memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk percepatan pelayanan publik. “Saat Gojek ditolak dimana-mana, kami justru MoU dengan Gojek untuk program layanan antar obat ke rumah warga miskin. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan platform pendidikan Ruang Guru untuk peningkatan pelayanan di bidang pendidikan,” terang Anas.

Sinergi, imbuhnya, juga dilakukan dengan tokoh lintas agama. “Kami rangkul mereka untuk turut mensukses program daerah. Jadi, kuncinya memang sinergi. Tanpa sinergi, kita akan terlambat melakukan percepatan,” tutupnya. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :