Komisi V DPR RI Tinjau Persiapan Transportasi Arus Mudik Di Banyuwangi
Rabu, 30 Mei 2018
BANYUWANGI – Anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Rabu (30/5). Komisi V yang membidangi urusan transportasi ini datang untuk meninjau persiapan sarana prasarana transportasi arus mudik Lebaran 2018.
Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V, Sigit Sosiantomo meninjau beberapa lokasi yang menjadi pintu keluar masuknya pemudik. Mulai dari Bandara Banyuwangi, Pelabuhan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang, hingga Stasiun Kereta Api Banyuwangi Baru.
Selama tinjauan di Banyuwangi, mereka didampingi Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko. “Kami mengecek kesiapan bandara, pelabuhan, stasiun dan beberapa tempat lainnya untuk memastikan kelancaran arus mudik. Kami ingin memastikan, saat peak performance-nya pada 11 – 14 Juni nanti, semuanya berjalan optimal,” terang Sigit.
Saat tiba di Bandara Banyuwangi, mereka langsung mendengarkan paparan dari pihak Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola Bandara Banyuwangi. "Dari keterangan AP II tadi, mereka sudah menyiapkan bandara untuk tujuh penerbangan dari dan ke Bandara Banyuwangi. Empat penerbangan dari dan ke Jakarta, dan tiga untuk rute Surabaya," jelas Sigit.
Sementara itu, saat berada di Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, Sigit dan rombongannya langsung meninjau dermaga Landing Craft Machine (LCM). “Kami perlu memastikan bagaimana kesiapan pelabuhan menangani penumpang. Dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, dan Merak – Bakauheuni jadi perhatian utama kami. Karena dua pelabuhan ini yang paling banyak menerima limpahan penumpang saat arus mudik,” kata Sigit.
Untuk layanan arus mudik lebaran, Pelabuhan ASDP Ketapang telah menyiapkan 32 kapal ferry yang melayani penyeberangan ke Gilimanuk dan sebaliknya. Melihat kondisi pelabuhan ASDP Ketapang yang cukup sibuk, Sigit mengusulkan penambahan dermaga baru untuk kelancaran pelayaran dari Banyuwangi menuju Gilimanuk.
“Antrean di dermaga LCM ini cukup panjang, sehingga akhirnya pelayarannya butuh waktu 45 – 1 jam. Begitu pula antrean untuk dermaga Mobile Bridge (MB) dan ponton yang makan waktu 1 – 1,5 jam. Jika dermaga lebih banyak, tentu antrean lebih cepat dan pelayaran lebih singkat,” beber Sigit.
Saat ini baru ada 7 dermaga, dengan rincian 4 dermaga MB dan 3 dermaga LCM. “Tadi saya dapat penjelasan dari pihak pelabuhan Ketapang, saat ini sedang dibangun 1 lagi dermaga LCM. Sehingga nantinya masing-masing ada 4 dermaga. Total keseluruhan ada 8 dermaga,” jelas Sigit.
Sigit pun berharap, penanganan dan pelayanan penumpang di Indonesia semakin baik. “Kita bangga karena angkutan udara kita sudah mendapat pengakuan internasional, peringkatnya naik 94 poin. Ini perlu diikuti moda transportasi lainnya seperti kapal ferry dan kereta api,” pungkas Sigit. (*)