Komunitas Kopi Di Banyuwangi Diajari Bikin Latte Art

Rabu, 17 Oktober 2018


Banyuwangi – Coffee Processing Festival yang digelar Pemkab Banyuwangi masih berlanjut. Pada hari kedua ini, Rabu (17/10), para peserta dilatih pemrosesan biji kopi yang tepat hingga meracik beragam minuman kopi. Salah satunya, membuat Caffe Latte.

Siang itu, ratusan peserta dan warga terlihat memadati Rumah Kreatif, lokasi digelarnya coffee Processing Festival. Mereka terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatannya. Ada yang asyik mengikuti praktik me-roasting kopi. Ada pula yang terlihat serius belajar meracik café latte di salah satu stand yang tersedia di lokasi.

Salah satunya adalah Andri. Pria pecinta kopi ini mengaku sangat menyukai café latte, namun belum pernah belajar membuatnya. Selain ingin mengetahui komposisinya, dia juga ingin belajar membuat Latte Art. Saat festival kopi ini menawarkan berbagai edukasi tentang pemrosesan kopi, dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dia belajar dan praktik langsung membuat Caffe Latte.

Café Latte adalah kopi pekat yang dicampur susu cair dan memiliki lapisan busa tipis di atasnya. Permukaan atas Latte biasanya dibentuk berbagai pola sehingga minuman ini tampil menarik.

“Komposisinya seperti apa antara kopi dan susunya?,” tanya Andri kepada Anang Waskito, salah satu barista.

Anang pun menjelaskan kepada Andri sembari mempraktikkan langsung di hadapannya. “Caffé Latte sendiri artinya kopi susu. Komposisi kopi dan susunya adalah 1 dibanding 2. Maksudnya, satu gelas ini diisi 1/3 kopi pekat dan  2/3 susu cair,”terangnya.

Anang juga menjelaskan langkah-langkahnya. “Sebelum dituangkan ke dalam gelas kopi, susu cairnya harus dijadikan foam (busa) dulu menggunakan teknik stretching. Yaitu, susu dihangatkan dengan cara menyemprotkan uap air menggunakan alat khusus. Setelah itu, baru kemudian kita campurkan dengan kopi yang telah tersedia,” ujarnya.

Setelah mendengarkan penjelasan Anang, Andri pun diberi kesempatan untuk praktik langsung membuat minuman ini.  “Asyik, bisa praktik langsung bareng barita profesional,” cetusnya girang.

Coffee Processing Festival digelar selama dua hari sejak Selasa-Rabu (16-17 Oktober). Ajang ini diikuti ratusan peserta yang terdiri atas pekebun kopi, industri kecil menengah (IKM) dan pelaku usaha kopi lainnya. Mereka diedukasi proses pengolahan kopi pasca panen yang bisa menghasilkan kopi kualitas terbaik. Seperti, identifikasi kopi, sortasi, pulper, pengeringan, hingga honey process. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :