Lewat Lomba Foto, Banyuwangi Promosikan Tradisi dan Keindahan Alamnya

Jumat, 9 Maret 2018


BANYUWANGI – Sebuah foto menimbulkan sejuta arti. Lewat foto pulalah,  keindahan alam dan kekayaan seni budaya di suatu daerah bisa terejawantahkan.   Untuk mempromosikan tradisi dan keindahan alamnya, Banyuwangi menggelar lomba foto bertajuk  Banyuwangi Race Photo Competition (BRPC), 10 – 11 Maret mendatang.

Menurut Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, lomba foto BRPC ini  merupakan cara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengenalkan  kekayaan seni budaya suku Osing di Banyuwangi.

“Tentunya peserta bakal banyak belajar dan menemukan hal menarik, mulai dari ciri khas rumah adat Osing, seni Barong, Gandrung, bacaan Lontar Yusuf, hingga olahan kuliner tradisional,” kata Bramuda, saat dikonfirmasi Jumat (9/3).

Dengan begitu, imbuhnya, potensi pariwisata di Banyuwangi akan lebih dikenal lewat karya dokumentasi. Sehingga target wisatawan di Banyuwangi terus meningkat.

Ajang yang digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini dipastikan unik dan penuh tantangan. Hal itu  lantaran para pesertanya baru akan mengetahui temanya pada saat hari pelaksanaan. Dan mereka langsung hunting obyek foto saat itu juga.

“Mulanya peserta kami kumpulkan di Desa Kemiren. Nah, peserta yang sudah siap untuk mencari moment foto ini, baru kami beritahu tema foto yang diminta saat itu juga. Setelah itu mereka bisa langsung bergerak mencari obyek fotonya,” terang Bramuda.

Nantinya, kata Bramuda, akan ada dua tema, per tema waktunya 2,5 jam.

Sementara itu, Ketua Panitia BRP, Budi Chandra menambahkan, lomba ini terbuka untuk kategori pelajar mulai tingkat SD-SMA dan peserta kategori umum. Sejak  pendaftarannya dibuka pada  awal Februari hingga 8 Maret 2018, kini peserta telah mencapai lebih dari 100 orang.

“Saat ini sudah ada 150 pendaftar. Mereka tak hanya berasal dari Banyuwangi saja, tapi juga beberapa daerah lain di Indonesia. Seperti Jayapura, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera, Jakarta, Bali, Jawa Barat dan hampir semua kota di Jawa Timur,” ujar Budi.

Budi memastikan, lomba ini disajikan dengan banyak nilai edukasi. “Unsur edukasinya didapat tidak hanya lewat workshop, tapi juga   saat hunting foto bersama di Kemiren," tandasnya.

Pada hari pertama, workshop fotografi akan digelar  di pendapa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Materi workshop fotografi untuk kalangan pelajar akan disajikan oleh fotografer penyandang disabilitas, Zulkarnain, dan ahli di bidang landscape, Eko Sumartopo. Sedangkan materi untuk peserta umum dibawakan oleh fotografer senior Mario Blanco. Di hari kedua, peserta akan full diterjunkan untuk hunting  foto.

Biasanya, tambah Budi, lomba foto berkonsep race competition  seringkali digelar di area perkotaan. Namun di Banyuwangi yang ingin disuguhkan adalah suasana di desa.

“Suasana pedesaan yang kita punya, ditambah lagi dengan kekayaan seni budaya di dalamnya sangat  layak untuk ‘dijual’. Ini jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang memang sangat suka dengan suasana natural di pedesaan,” tandas Budi.

Event ini digelar untuk pertama kalinya di Banyuwangi.  Peserta akan memperebutkan Trophy Bupati Banyuwangi dan total hadiah hingga Rp 43 juta. (*)

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :