Mahasiswa Asing Alumni BSBI Tunjukkan Kecintaan Terhadap Banyuwangi di Peringatan HUT 73 RI

Minggu, 19 Agustus 2018


Peringatan Hari Ulang Tahun ke 73 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2018, diperingati dengan penuh sukacita oleh seluruh bangsa Indonesia. Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh siapa pun yang punya keterikatan dengan Indonesia.

Di antaranya anak-anak muda yang pernah belajar tentang seni dan budaya Banyuwangi saat mereka tergabung dalam program Bea Siswa Budaya Indonesia (BSBI) 2018.

Farhan Khan, misalnya. Alumni BSBI 2018 asal India ini, diminta untuk menjadi salah satu pengisi acara di peringatan HUT RI di New Delhi, India. Farhan pun menerima tawaran itu. Dengan penuh percaya diri, Farhan menyanyikan lagu berbahasa Osing yang berjudul Impen-impenen. Lagu itu pernah menjadi lagu yang paling sering dibawakan Farhan dan 11 rekan peserta BSBI lainnya saat mereka belajar di Banyuwangi. Maklum, Impen-impenen masuk dalam daftar lagu yang harus mereka bawakan dalam event Indonesia Channel (Inchan). Inchan adalah ajang dimana masing-masing peserta BSBI yang ditempatkan di 5 kota yang berbeda di Indonesia, unjuk kebolehannya setelah belajar budaya setempat selama 3 bulan.

Farhan mendapatkan aplus yang meriah saat dirinya menyanyikan Impen-impenen. "Saya nggak menyangka dapat sambutan semeriah itu. Mereka bilang, mereka suka dengan lagu yang saya nyanyikan," ujar Farhan. Bahkan begitu usai menampilkan lagunya, Farhan langsung diminta untuk mengajar lagu-lagu dan tarian Banyuwangi kepada siswa-siswa India yang ikut kelas bahasa di Kedutaan Besar Indonesia di New Delhi.

Farhan mengaku, dirinya awalnya kesulitan untuk mendapatkan lagu Impen-impenen versi karaoke. "Berhari-hari saya search di youtube, tidak satu pun yang versi karaoke. Beruntung ada kawan di Banyuwangi yang membantu saya. Dengan program yang dia punya, dia membantu mengubah Impen-impenen yang saya download dari MP3 menjadi versi karaoke," tuturnya.

Lain Farhan, lain pula Arzu Muradova. Peserta BSBI asal Azerbaijan ini mendapatkan tawaran yang tak kalah menarik. Gadis berambut panjang ini diminta untuk perform pada 13 - 16 September mendatang di Festival Budaya Indonesia di Azerbaijan.

"Aku diminta membawakan jejer gandrung di Festival Budaya Indonesia bersama beberapa kawan lainnya. Dan aku yang diminta untuk mengajari mereka. Kostum gandrungnya juga sudah siap," cerita Arzu sumringah.

Arzu menambahkan, biasanya di momen 17 Agustusan, kedutaan besar Indonesia selalu bikin acara yang meriah. Namun kali ini sang dubes tengah menunaikan ibadah haji. " Tetap ada upacara dan lomba-lomba kecil khas Agustusan. Tapi acara besarnya dibikin pas September nanti," bebernya.

Selain Farhan dan Arzu, ada pula Junior Toffee asal Benin, Afrika yang terus mengasah semangat dan kecintaannya akan Banyuwangi. Semenjak kepulangannya ke negara asalnya Juli lalu, Junior terus menggeber keinginannya mewujudkan sebuah sanggar yang merepresentasikan Banyuwangi.

Junior menamai sanggarnya dengan 'Culture Center of Banyuwangi'. "Saya akan wujudkan kecintaan saya terhadap Banyuwangi lewat sanggar ini. Di sini saya akan ajarkan pada orang-orang tentang budaya Banyuwangi, termasuk alat musik angklungnya yang sangat saya sukai. Sengaja saya bikin angklung sendiri disini. Nantinya saya akan mengkolaborasikan alat-alat musik tradisional Banyuwangi dengan alat-alat musik modern lainnya," pungkas Junior yang jago bermain berbagai alat musik ini. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :