Melihat Peternakan Ayam Ramah Lingkungan di Banyuwangi, Semua Pakai Mesin, Kandang Tidak Berbau

Senin, 18 Januari 2021


BANYUWANGI - Selama pandemi covid-19 kebutuhan bahan pokok mengalami peningkatan, termasuk telur ayam. Kebutuhan telur ini hampir sebagian besar dipasok oleh peternakan setempat. 

"Kebutuhan telur selama pandemi menamg meningkat, ya karena berhubungan dengan daya imunitas, selain juga kebijakan stay at home yang banyak membuat ibu-ibu memproduksi berbagai olahan telur. Alhamdulillah, ternyata kebutuhan telur daerah dipenuhi oleh peternak lokal," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, saat mengunjungi salah satu peternakan ayam ramah lingkungan, Wijoyo Farm, di Desa Yosomulo, Kecamatan Gambiran, Senin (18/1). 

Wijoyo Farm adalah salah satu peternakan ayam di Banyuwangi yang dikelola secara modern menggunakan mesin. Tiap hari peternakan yang memiliki 75.000 ekor ayam ini, bisa memproduksi 20.000 butir telur, atau 2 ton telur. 

"Dengan memakai sistem modern seperti ini, peternakan ayam yang biasanya dikenal bau, menjadi tidak berbau," kata Anas. 

Peternakan ayam ini terdiri dari tiga lantai. Lantai paling atas digunakan sebagai kandang ayam. Kandangnya bersih dan terdapat pendingin udara yang disesuaikan dengan suhu ruangan. 

Ayam dibersihkan tiap hari. Demikian juga untuk pakan tiap hari dilakukan sterilisasi agar tidak terdapat lalat. 

"Tiap hari kami lakukan sterilisasi terhadap ayam dan pakannya, agar ayam sehat tidak mudah terserang penyakit," kata Agus Wijaksono, Direktur Wijoyo Farm. 

Kandang ini menggunakan mesin yang bisa langsung mengambil telur, dan mengirimkan ke lantai dua. Di lantai ini dilakukan sortirisasi memilih dan meletakkan telur yang telah disterilisasi sebelumnya. 

Sementara limbah seperti kotoran ayam langsung diturunkan ke lantai dasar dan dikeringkan sehingga tidak berbau, yang selanjutnya dikirim ke pengepul pupuk. 

"Semuanya sudah pakai mesin. Hanya mengolah pakannya saja yang masih memakai cara manual," kata Agus. 

Agus mengatakan peternakannya ini masih berjalan selama 6 tahun, dan baru memenuhi kebutuhan pasar di Banyuwangi saja. "Untuk distribusinya masih seputar Kota Banyuwangi dan Banyuwangi wilayah selatan," jelas Agus. 

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Arief Setiawan, mengatakan keberadaan peternakan ini kian menambah produksi telur di Banyuwangi. 

"Di Banyuwangi kebutuhan telur mencapai 193 ton per pekan. Sementara produksi telur mencapai 218 ton per pekanny setara dengan 872 ton perbulan. Sehingga untuk stok kebutuhan telur masih relatif aman di Banyuwangi," kata Arief. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :