Mentoring Jagoan Tani Banyuwangi, Ipang Wahid: Anak Muda Keren Kalau Geluti Pertanian

Jumat, 16 Juli 2021


BANYUWANGI – Ratusan anak muda yang tergabung dalam program ”Jagoan Tani” Banyuwangi mulai mengikuti fase mentoring. Mereka berasal dari 100 tim yang diseleksi dari 427 tim yang terdaftar di program yang menghadirkan hadiah ratusan juta hingga penyediaan lahan untuk usaha bagi para kandidat terpilih tersebut.

Salah seorang mentor yang dihadirkan adalah Ipang Wahid, pelaku ekonomi kreatif tersohor nasional yang kini menggeluti agribisnis. Ipang mengatakan, sektor pertanian dan berbagai subsektornya mulai perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan memiliki prospek yang sangat cerah. Saat pandemi, saat semua sektor tumbuh minus, pertanian tetap tumbuh positif.


Ipang tidak memungkiri bahwa bisnis pertanian kerap dipandang sebelah mata. Padahal, bila didalami, begitu besar potensinya. Total nilai pasar industri makanan-minuman di Indonesia mencapai US$ 137 miliar. Nilai ekonomi sektor perikanan dan kelautan mencapai US$ 1 triliun. Peluang pasar yang besar dan tumbuh konsisten tersebut harus ditangkap anak-anak muda.

”Kita harus buktikan, anak muda zaman sekarang justru keren banget kalau jadi petani, atau pembudidaya,” ujar Ipang dalam sesi mentoring, Jumat (16/7/2021).

Ipang lantas membeberkan sejumlah poin yang harus diperhatikan untuk memulai dan mengembangkan bisnis pertanian. Di antaranya adalah dimulai dengan menentukan model bisnis, lalu menentukan keunggulan kompetitif dari usaha pertanian yang akan dikembangkan.

Setelah itu, harus ditentukan proposisi nilai konsumen dan menentukan sumber-sumber pendapatan (revenue stream) dari bisnis yang dikembangkan. ”Tentukan pula struktur biaya, SDM, aktivitas usaha, partnership, dan customer relationship dari bisnis kita,” ujar Ipang.

Ipang memotivasi anak-anak muda Banyuwangi untuk tidak patah arang dalam berbagai kesulitan usaha. Ipang pun bercerita bahwa dia telah menekuni dunia bisnis selama bertahun-tahun. Tidak semuanya berjalan lurus sesuai yang direncakana. Jatuh-bangun adalah proses yang biasa dalam dunia usaha.

”Yang penting kita terus berikhtiar, terus mencoba, tidak pernah berhenti belajar, dan selalu membuka diri untuk berkolaborasi,” jelasnya.

Selain Ipang Wahid, mentor lainnya adalah Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia, Panji Winanteya. Juga ada Dekan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Ervina Wahyu dan Luh Putu Suciati dari Pusat Inkubator Bisnis Teknologi LP2M Universitas Jember, serta pakar pemasaran digital Cucuk Rustandi.

Sementara itu, Direktur PT Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky menyampaikan, pertanian saat ini harus berkiblat kepada “Digital Precision Farming”, sehingga pelaku usaha pertanian bisa mengurangi beban biaya yang dibutuhkan. 

"Pertanian harus mengadopsi teknologi modern. Sehingga bisa diketahui secara pasti detailnya. Misalnya, lahan sebelah mana yang membutuhkan perawatan ekstra. Berapa luas lahan yang butuh intervensi. Tidak semua dipukul rata," katanya.

Panji menyebut, berbagai konsep seperti smart farming, urban farming, maupun precision farming semuanya berkait dengan keterampilan digital. Dia pun mengapresiasi program Jagoan Tani yang dikembangkan Pemkab Banyuwangi sebagai upaya melahirkan generasi baru di dunia pertanian yang diberi sentuhan digital.

Panji juga memotivasi para peserta Jagoan Tani Banyuwangi. Pertanian bukan lagi sebuah pekerjaan remeh dan kotor. Melainkan peluang bisnis menjanjikan.

"Stigma rendah pasti melekat pada pertanian, tapi jangan salah, dengan adposi teknologi yang tepat ini bisa diubah menjadi peluang bisnis yang luar biasa," katanya. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :