Meriahnya Festival Drum Band Etnik Banyuwangi

Minggu, 4 Maret 2018


BANYUWANGI – Festival Drum Band Etnik yang digelar di depan kantor Pemkab Banyuwangi, Minggu (4/3), berlangsung meriah. Sebanyak 23 unit drum band TK hingga SMA berlomba menyuguhkan penampilan terbaiknya. Mereka beradu kepiawaian memainkan alat musik drum band yang dikolaborasikan dengan alat musik tradisional, seperti kendang, rebana, patrol, saron, gong, dan peking.

Even yang kali kedua masuk dalam rangakaian agenda pariwisata Banyuwangi Festival (B-Fest) ini, dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Pertunjukan diawali dengan penampilan apik satuan drum band TK Rahmatullah dengan lagunya ‘I Love Banyuwangi’.

Penonton langsung terpukau saat menyaksikan puluhan bocah ini tampil atraktif memainkan alat musik dan berjoget mengikuti irama. Tepuk tangan dan teriak gemas mereka pun langsung pecah. Bahkan, tak sedikit yang mengabadikan moment tersebut menggunakan mobile phone nya. Ada yang merekam video, maupun sekedar foto.  

Tangan-tangan mungil bocah-bocah ini tampak terampil memukul alat musik yang ada di hadapannya. Tak ragu sedikit pun, mereka terlihat percaya diri memainkan alat musiknya bak seorang musisi profesional, menghasilkan harmoni yang indah.  

Pertunjukkan pun semakin berwarna dengan adanya suguhan drama teatrikal dan kesenian tradisional pada penampilan peserta, seperti  barong-barongan Using dan Tari Gandrung. Lagu-lagu yang dibawakan juga beragam, mulai lagu nasional dan lagu khas Banyuwangi. Misalnya, Luk-luk Lumbu, Tandang Gawe, Cakrak Ungkal, Lare Using, Yaope, dan Petek-petek Suku.

Nuansa etnik pun semakin kental, karena selain kostum warna-warni khas drum band, sebagian peserta dalam tiap-tiap regu juga mengenakan pakaian tradisional dan asesoris khas Banyuwangi. Diantaranya, kostum pengantin Using dan kostum penari gandrung. Ada juga yang mengenakan bando berbentuk Gajah Oling, salah satu motif batik khas Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka acara tersebut mengatakan, festival ini merupakan salah satu upaya pelestarian budaya. Sekaligus, mendorong tumbuhnya kreativitas masyarakat.

“Melalui even ini, kami harap kreativitas masyarakat semakin tumbuh. Khususnya, bagi anak-anak agar mereka tumbuh secara seimbang. Tidak hanya akademiknya, namun potensi lainnya juga berkembang. Salah satunya, di bidang musik,” kata Anas.

Even tersebut, imbuhnya, juga digagas untuk menambah atraksi budaya yang ada di Banyuwangi. Yang diharapkan bisa menjadi penyedot kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. “Untuk menciptakan sajian budaya yang unik. Kami mencoba mencari titik temu, bagaimana modernitas dan tradisional ini bisa dipadukan menjadi sesuai yang menarik. Akhirnya, tercetuslah ide membuat drum band etnik ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Persatuan Drum Band Indonesia, Kombes Pol Drs. Joko Sarwoko yang ikut menyaksikan gelaran drum band etnik ini mengaku sangat kagum dengan even tersebut.

“Begitu mendengar ada drum band etnik, saya langsung antusias hadir untuk menyaksikan langsung. Ini adalah kreasi yang luar biasa yang harus terus dikembangkan dan patut dicontoh daerah lain. Bahkan, saya harap Banyuwangi bisa menjadi pioner kejuaraan drum band etnik tingkat nasional,” ungkap Kombes Pol Joko. (*)

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :