Mohon Rezeki dan Keselamatan, Nelayan Muncar Langsungkan Petik Laut

Senin, 12 Desember 2011


BANYUWANGI –  Untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan, masyarakat nelayan Muncar melangsungkan ritual Petik Laut di Pantai Muncar, (11/12). Menurut  ketua panitia penyelenggara, Ridiyanto, ritual Petik Laut juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan atas rezeki yang telah didapat oleh para nelayan sepanjang satu tahun terakhir.  Ritual itu diikuti oleh ratusan nelayan yang mengiringi perahu githik yang berisi aneka sesaji untuk dilarung ke laut.

Diceritakan Ridiyanto, ritual Petik Lut diawali dari pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Sesaji tersebut berisi berbagai jenis hasil bumi yang ditata dengan indah dalam perahu kecil yang disebut githik. Pada malam hari sebelum pelaksanaan Petik Laut, di tempat perahu  sesaji dipersiapkan dilakukan tirakatan. Di beberapa surau atau rumah juga diadakan pengajian atau semaan.

Menjelang siang, sesaji diarak menggunakan dokar menuju pantai. Ribuan warga berdiri di sepanjang jalan mengamati perjalanan sesaji ( ider bumi ). Begitu lewat, warga berhamburan mengikuti di belakang menuju pantai. Arak-arakan berakhir di tempat pelelangan ikan ( TPI ) Muncar, yang dihadiri jajaran Forum Pimpinan Daerah Banyuwangi dan pejabat setempat.

Sesaji yang tiba tersebut disambut oleh enam penari Gandrung. Setelah dibacakan doa oleh sesepuh nelayan sesaji kemudian diarak menuju perahu. Warga berebut untuk bisa naik perahu pengangkut sesaji. Namun, petugas membatasi penumpang yang ikut ke tengah. Sebelum diberangkatkan, Bupati Abdullah Azwar Anas diwajibkan memasang pancing emas di lidah kepala kambing. Hal itu karena Bupati Anas sebagai kepala daerah dianggap mewakili rakyatnya untuk memasangkan simbol permohonan berupa pancing emas agar nelayan diberi hasil ikan melimpah.

Setelah sampai di tengah laut, dipimpin sesepuh nelayan, sesaji pelan-pelan diturunkan dari perahu. Teriakan syukur menggema begitu sesaji jatuh dan tenggelam ditelan ombak. Begitu sesaji tenggelam, para nelayan berebut menceburkan diri ke laut. Mereka berebut mendapatkan sesaji. Selain itu, nelayan juga menyiramkan air yang dilewati sesaji ke seluruh badan perahu. "Kami percaya air ini menjadi pembersih malapetaka dan diberkati ketika melaut nanti," kata Mat Roji, sesepuh nelayan Muncar. Sesudah itu mereka kembali ke darat

Sebelumnya, saat upacara pembukaan acara Petik laut Muncar,  Bupati Anas sempat berpesan kepada para nelayan agar tidak lupa menyisihkan sebagian rezeki yang didapat untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin yang ada di lingkungan sekitar mereka. (Humas dan Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :