Mucikari dan PSK Padang Bulan Ingin Kehidupan yang Lebih Baik

Rabu, 28 September 2011


BANYUWANGI – Mucikari dan PSK Padang Bulan kompak mengungkapkan keinginan untuk mengakhiri pekerjaan mereka yang identik dengan kegiatan mesum di lokalisasi Padang Bulan, Kecamatan Singojuruh. Keinginan itu terlontar  saat rombongan Biro Kesra Provinsi Jatim dan perwakilan MUI Jatim bertatap muka dengan puluhan masyarakat lokalisasi terbesar di Banyuwangi itu. Selain memberikan tausiah kepada mucikari dan PSK, kedatangan rombongan dari provinsi tersebut juga bertujuan menjaring aspirasi masyarakat lokalisasi atas program pembinaan dan pemberian bantuan modal usaha dari Pemkab Banyuwangi (27/9).  Dalam kesempatan itu Kepala Badan Pemberdayaan Desa dan Pemerintahan Desa (BPM-PD), Peni Handayani, juga ikut mendampingi.

Seorang ibu muda Eny Ernawati yang tinggal dilingkungan lokalisasi itu mengungkapkan ketakutannya dengan program pemerintah yang hendak menutup lokalisasi. Ia khawatir kalau ditutup maka banyak orang yang akan kehilangan penghasilan, termasuk dirinya yang memiliki toko di lingkungan lokalisasi. Karena menurutnya orang-orang yang menggantungkan hidup di lokalisasi itu tidak hanya mucikari dan PSK, tapi tukang bakso, jasa laundry dan masih banyak lainnya. “ Kami juga tidak ingin anak-anak kami terus berada di lingkungan yang seperti ini,” ujarnya.

Selain Eny, sorang mucikari laki-laki, Muji , juga menyampaikan keluhannya. Ia  mengungkapkan kalau dirinya tidak ingin selamanya berada dalam pekerjaannya yang sekarang. “ Tapi saya juga bingung mau bekerja apa, selain itu juga tidak ada modal,” tuturnya.

Disampaikan oleh Kepala BPM-PD, Peni Handayani, masyarakat lokalisasi tidak perlu takut dengan program pemerintah, karena program Pemkab bertujuan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat lokalisasi Padang Bulan. “ Bapak dan Ibu silahkan berembuk untuk menentukan alternatif usaha apa yang diinginkan,” ujar Peni. Peni juga berharap agar masyarakat mau bersabar dalam proses   merintis usaha. “ Semuanya butuh perjuangan, tapi ini semua harus dijalani demi masa depan kita dan anak-anak kita yang lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu, dalam tausiahnya, perwakilan MUI Jatim, Prof. Mohammad Yunus menerangkan kalau Allah telah memberikan jaminan rezekinya bagi setiap manusia. Tergantung dari sejauh mana usaha manusia berusaha untuk mendapatkan rezeki itu. “ Tidak perlu takut untuk keluar dari lokalisasi, karena ada lebih banyak rezeki diluar sana yang telah disediakan Allah,” ungkapnya. Selain itu manusia juga harus berusaha untuk merubah nasibnya sebelum bisa mendapatkan perubahan yang lebih baik bagi dirinya. “ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri,” cetus Yunus.

Seusai pertemuan itu, Pemkab Banyuwangi menunjuk Ibu Eny sebagai koordinator masyarakat lokalisasi untuk menampung berbagai usulan dan saran terkait pembinaan dan usaha yang diinginkan oleh warga lokalisasi. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :