Para Ibu Antusias Belajar Kelola Sampah Rumah Tangga

Sabtu, 25 Februari 2012


 

BANYUWANGI – Minat para ibu untuk mengelola sampah tampaknya cukup tinggi sekali. Selama ini mereka kerap kali resah akibat menumpuknya sampah yang tiap hari dihasilkan setiap rumah tangga. Keantusiasan mereka terlihat dari keseriusan dan keinginan masing-masing individu untuk mempraktekkan pengelolaan sampah rumah tangga dalam kegiatan PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (KOMPOSTER) di lingkungan Welaran Kelurahan Penganjuran, Jumat (24/2).

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten, Ibu Dani Azwar Anas, di tengah-tengah kesibukannya menyempatkan diri untuk bisa berdialog langsung dengan para ibu. Kepada mereka, Ibu dari Ahmad Danial Azka ini menitipkan pesannya terkait kepedulian mereka terhadap sampah. “Pemkab Banyuwangi saat ini sedang gencar-gencarnya menjadikan Banyuwangi sebagai kota yang sehat dan bersih. Masalah sampah adalah masalah yang pelik. Dalam sehari coba kita hitung berapa banyak sampah yang kita buang. Bisa 1 kilogram lebih. Itu baru sehari, belum 1 bulan atau 1 tahun. Dan itupun dikeluarkan oleh setiap rumah tangga,” tuturnya menceritakan keprihatinannya.

Lebih lanjut Ibu Dani berharap agar ibu-ibu mau belajar mengelola sampah dengan benar. “ Hari ini ada kawan-kawan yang peduli dan mau berbagi ilmu tentang bagaimana memperlakukan sampah yang ramah lingkungan. Ibu-ibu harus serap ilmunya, bisa mempraktekkan dan menularkannya pada orang-orang di sekitar kita. Kalau hari ini mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk, ke depan kita juga harus bisa mengelola sampah plastik menjadi kerajinan. Sehingga sampah-sampah yang tadinya tidak bermanfaat dan kita jauhi, sekarang justru bisa bernilai ekonomis bagi kita,” harap istri orang nomor satu di Banyuwangi ini.

Sementara itu Abdul Azis Hamidi, Camat Banyuwangi yang baru, menyatakan rasa terima kasihnya yang tinggi atas semangat dan kepedulian warganya dalam mengelola sampah. “Ruang Terbuka Hijau (RTH) saat ini sudah dibangun di Banyuwangi. Dan Banyuwangi saat ini sedang dinilai untuk program Adipura. Kadang-kadang penilaian dari tim juri justru jeblok ketika mengetahui kondisi masyarakat yang tidak mampu mengelola dan membuang sampah dengan baik. Walau kita belajar mengelola sampah bukan semata-mata bertujuan mendapatkan Adipura, tapi paling tidak mulai saat ini kita bisa memperlakukan sampah dengan baik, ”ujar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Organisasi Kantor Sekretariat Daerah kabupaten Banyuwangi ini.

Narasumber kegiatan, Agus Santoso dari LSM Masyarakat Peduli Lingkungan dan rekannya, Takruni dari LSM Madu Sindu langsung mengajak para ibu praktek bagaimana mengelola sampah basah (organik) menjadi pupuk kompos. Keduanya mengajarkan proses mengelola potongan sisa sayuran atau kulit bawang. Semuanya dirajang kecil-kecil dan dimasukkan kedalam ember khusus yang memang diformulasikan sebagai tempat penyimpanan sampah tersebut. Setelah itu sampah disemprot dengan cairan bio aktif (EM 4) yang berfungsi sebagai zat pembuat humus. Proses tersebut dilakukan setiap hari dengan cara yang sama hingga ember penuh, setelah itu didiamkan selama 1 minggu. Kemudian dikeluarkan dari ember dan dipindahkan ke dalam glangsi (karung beras berwarna putih) dan diangin-anginkan tanpa boleh terkena air hujan dan terpapar sinar matahari. Selesailah proses pembuatan pupuk kompos tersebut.

75 orang peserta yang berasal dari unsur PKK kelurahan Panderejo, Sumber Rejo dan Kali Bagong, melalui perwakilan masing-masing, dalam pelatihan itu juga diberi satu buah ember dan satu botol larutan EM 4. Mereka diminta mempraktekkan di lingkungan masing-masing. Agus dan Takruni menyatakan lembaganya bersedia membeli kompos yang telah mereka buat.

Usai acara Ibu Dani mengunjungi taman toga dan taman murbei yang dikelola oleh TP PKK RW 2 Lingkungan Welaran tersebut. (Humas & Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :