Pemkot Padang Belajar SAKIP ke Banyuwangi

Kamis, 1 Maret 2018


BANYUWANGI – Sejak Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Banyuwangi dinyatakan meraih predikat A oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Banyuwangi terus didatangi berbagai kabupaten/kota lain di Indonesia yang ingin belajar. Satu di antaranya Pemerintah Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat yang hari ini, Kamis (1/3), membawa timnya khusus untuk belajar SAKIP.

Rombongan yang dipimpin Sekretaris Daerah Pemkot Padang, Asnel ini ditemui Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Kantor Pemkab Banyuwangi.

“Saya senang mendapatkan kunjungan dari Pemkot Padang. Padang bagi saya punya makna yang dalam, terutama soal kulinernya. Karena saya suka makanan Padang, salah satunya Sate Mak Syukur yang terkenal itu,” kata Anas disambut tawa dan tepuk tangan rombongan tamu.

Di depan para tamu, Anas membeberkan bahwa di Banyuwangi mengedepankan super team, bukan superman. “Kami ini bekerja bersama dengan super team. Jadi yang kuat adalah timnya. Bukan superman atau one man show,” tandas Anas.

Dengan tim yang solid inilah, ujarnya, kemajuan Banyuwangi berhasil diraih. Berbagai terobosan dibuat. Termasuk keberadaan international flight di Banyuwangi  yang ditargetkan tahun depan. “Ini bagian dari kerja keras kami yang didukung oleh berbagai elemen,” ujarnya.

Mendapatkan sambutan dari bupati, Sekda Pemkot Padang menyatakan rasa bahagianya. “Kami dan kawan-kawan senang bisa bertemu langsung dengan bapak yang inovasinya mengalir terus tiada henti. Kami berharap, apa yang akan kami pelajari dari Banyuwangi bisa kami terapkan di tempat kami. Terutama tentang SAKIP. Sebab SAKIP kami baru mendapat predikat BB,” tutur Asnel yang mengajak beberapa kepala SKPD.

Bupati Anas mempersilahkan Pemkot Padang untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi dari Banyuwangi. “Kami tidak ada masalah. Semakin sering berbagi, maka ilmu kami pun juga bertambah,” cetus Anas.

Ditambahkan oleh Asisten Pemerintahan, Choiril Ustadi Yudawanto, Banyuwangi memiliki kiat dalam melakukan perubahan. Dan kiat inilah yang mengantarkan Banyuwangi hingga mendapatkan nilai A atas SAKIP-nya. “Kami menyiapkan sistem kami, seperti semua pelaporan yang terintegrasi dengan teknologi informasi (TI), sehingga semua serba transparan. Semua SKPD dan semua desa pun kini sudah terintegrasi dengan TI, sehingga pelayanan pada publik berlangsung cepat,” beber Ustadi.

Selain itu, lanjut Ustadi, semua program pemerintah, sebelum diluncurkan ke masyarakat, para staf atau internal di pemerintahan harus paham dulu. Sehingga bisa men-support penuh semua program. “Kalau semua staf sudah paham dan sejalan, maka semua bisa menjelaskan dengan pemahaman yang sama apabila ada pertanyaan yang timbul dari masyarakat. Pemahaman secara internal ini penting, sebab merekalah yang akan menjadi ujung tombak kita ketika turun ke tengah masyarakat. Inilah kunci perubahan SAKIP dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kami, sehingga bisa melakukan lompatan dari predikat C ke A,” tutur Ustadi.

Ustadi juga menyampaikan beberapa progress yang diraih Banyuwangi. Seperti terintegrasinya 142 layanan untuk masyarakat di Mall Pelayanan Publik Banyuwangi. “Segala jenis perijinan dan permohonan bisa diurus di Mall Pelayanan Publik kami. Misalnya dulu keluhan terbanyak ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait KTP, Kartu Keluarga, akta kelahiran, dan sebagainya. Nah, kami buatlah layanan berbasis online. Sistemnya kami siapkan. Ini juga memapras percaloan yang biasanya memanfaatkan masyarakat yang tinggal di desa-desa dalam urusan pembuatan dokumen mereka. Dengan adanya mall ini menjadi  awal percepatan pelayanan publik bagi kami,” pungkas Ustadi. (*)

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :