Pemkot Sukabumi Tertarik Belajar Inovasi Pujasera Banyuwangi

Rabu, 11 April 2018


BANYUWANGI – Inovasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yakni program Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman atau yang lebih dikenal dengan nama Pujasera mengundang ketertarikan Pemerintah Kota Sukabumi untuk mengetahuinya lebih jauh. Dipimpin Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Pemkot  Sukabumi, Asep Irawan, rombongan diterima di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi, Rabu (11/4).

“Kami sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana Banyuwangi bisa mewujudkan masyarakat yang bebas dari buang air besar sembarangan. Kota Sukabumi sampai dengan saat ini, dari 7 kecamatan yang kami miliki, belum satu pun yang Open Defecation Free (ODF). Karena itu kami ingin belajar dari Banyuwangi,” kata Asep Irawan, saat ditemui Kepala Puskesmas Tampo, Cluring, Tatiek Setyaningsih.

Pujasera adalah inovasi yang dijalankan Puskesmas Tampo, Banyuwangi. Inovasi ini adalah gerakan bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free/ODF. Yang menjadi subyek gerakan ini adalah masyarakat desa di wilayah Puskesmas Tampo, di mana sebagian warga di wilayah selatan Banyuwangi itu masih memiliki kebiasaan BAB di sungai.

Pujasera berhasil mendapatkan penghargaan TOP 35 inovasi layanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2016 lalu.

Tatiek mengungkapkan, program Pujasera ini merupakan upaya Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. “Kami ingin masyarakat Banyuwangi memiliki kualitas kesehatan yang baik. Kami ingin merubah kebiasaan masyarakat yang tidak sehat. Dan yang terpenting adalah mengubah mindset warga agar tidak BAB sembarangan,” ujar Tatiek.

Puskesmas Tampo melibatkan banyak pihak untuk mewujudkan desa bebas BAB di sembarang tempat, mulai dari Satuan Tugas (Satgas) ODF, tokoh agama, tokoh masyarakat, bahkan Polsek setempat.

Masyarakat kemudian diedukasi untuk tidak buang air besar sembarangan, dan beralih menggunakan jamban. “Meskipun awalnya sulit, setelah program ini berjalan, warga yang BAB sembarangan telah banyak berkurang. Awalnya kepemilikan jamban disini masih rendah. Nah, kampanye bebas BAB di sembarang tempat ini terus kami lakukan,” jelas Tatiek.

Kampanye dilakukan mulai dari menempel pengumuman berisi ajakan menggunakan jamban sehat di sekitar sungai. Edukasi secara berkelanjutan juga dilakukan oleh kader Pujasera kepada warga di setiap kesempatan perkumpulan warga. Bahkan juga dilakukan gerakan membongkar jamban di sungai.

Selain itu, terang Tatiek, warga yang belum memiliki jamban juga difasilitasi untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga lunak dan bermitra dengan penyedia bahan bangunan. Di dusun setempat juga dibentuk "Arisan Jamban" yang diikuti warga kurang mampu.

Yang mengerjakan pembangunan jamban untuk warga kurang mampu tersebut, kata Tatiek,  adalah  warga bersama  kader Pujasera. Juga ada intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan untuk melengkapinya.

Sejak program ini digulirkan tahun 2014, ungkap Tatiek, hingga saat ini  telah dibangun 8668 jamban. Namun pemantauan di lapangan terus dilakukan. “Setiap 1 bulan sekali kami mengajak masyarakat untuk bikin arak-arakan lengkap dengan banner berisi seruan untuk tidak BAB di sembarang tempat. Kita juga tetap melakukan pembongkaran jika ada jamban yang tiba-tiba muncul lagi di sungai-sungai,” ujar Tatiek.

Kini, Dinas PU Banyuwangi juga mereplikasi program ini. Masyarakat yang belum memiliki jamban juga dibangunkan di pekarangannya. “Dengan sinergi semacam ini, maka semakin mudah bagi kami untuk mewujudkan daerah ODF tersebut. Kini Banyuwangi sudah punya 148 desa ODF. Bahkan tahun ini kita sudah memiliki 3 kecamatan yang ODF, yakni Kecamatan Cluring, Sempu dan Singojuruh . Artinya, seluruh desa di kecamatan tersebut sudah ODF secara keseluruhan. Kami menargetkan tahun 2019, seluruh desa di Banyuwangi sudah ODF,” beber Tatiek.

Mendapatkan penjelasan tersebut, Asep yang datang bersama 19 anggota rombongannya mengaku kagum dengan sinergi dan kerja keras seluruh pihak. Mudah- mudahan pengalaman Banyuwangi  ini bisa direplikasi di tempat kami,” pungkas Asep. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :