Pendidikan Karakter Libatkan Aspek Pengetahuan, Perasaan & Tindakan

Kamis, 20 Juni 2013


BANYUWANGI – Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Demikian disampaikan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko ketika membuka seminar peningkatan wawasan kebangsaan, Kamis (20/6).

Wabup Yusuf mengatakan, pendidikan karakter jika diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas secara emosional, sehingga ke depan siap menghadapi segala tantangan hidup. Apalagi kondisi saat ini dimana kebobrokan moral merajalela.

Mengutip pendapat seorang ahli, Thomas Lickona, setidaknya ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara dan menjadi penyebab kehancuran suatu bangsa. Antara lain, terang Wabup, meningkatnya kekerasan pada remaja, penggunaan kata-kata yang buruk, pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan, meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. Selain itu juga kaburnya batasan moral baik-buruk, menurunnya etos kerja, rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidakjujuran, serta adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama.

Wabup berharap, pembentukan character building terus dilakukan dalam masyarakat. “Keberhasilan seseorang dalam masyarakat ternyata 80 persen dipengaruhi kecerdasan emosional, sisanya yang 20 persen ditentukan oleh kecerdasan intelegensia. Anak yang bermasalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Dan jika ini tak tertangani dengan baik akan terbawa hingga usia dewasa. Sebaliknya, remaja berkarakter akan terhindar dari masalah  hidup yang berat,”pungkas Wabup.

Acara yang berlangsung di aula Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi ini diikuti pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 12 perguruan tinggi se-Kabupaten Banyuwangi. Antara lain BEM Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba), Poliwangi, STIKES, STIKOM, STAI Ibrahimy, STIB - Cluring, STAIDA – Blokagung, UBI – Cluring, STAIDU –Muncar, AKABA dan AKES Rustida – Krikilan. Sementara bertindak sebagai nara sumber Subur Bahri (Untag) dan Choliqul Ridho (Dinas Pemuda dan Olahraga). (Humas & Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :