Persiapkan Lomba Toga Tingkat Nasional, PKK Desa Kebondalem Ikuti Pembinaan

Senin, 9 Januari 2012


BANGOREJO – Puluhan ibu-ibu berseragam hijau nampak serius mengikuti tahap demi tahap pembinaan PKK di Balai Desa Kebondalem kecamatan Bangorejo, Sabtu (7/1). Mereka adalah ibu – ibu dari Tim Penggerak (TP) PKK Desa Kebondalem yang mendapatkan pembinaan dari TP PKK Kabupaten dalam rangka lomba desa tingkat nasional.

Menurut Nunuk Abdul Kadir, Wakil Ketua III TP PKK Kabupaten, pembinaan ini merupakan tindak lanjut dari lomba 10 program pokok PKK, dimana pada bulan November 2011 lalu, TP PKK Kebondalem masuk dalam nominasi 8 besar setelah melalui tahapan – tahapan. “Dengan demikian, propinsi menunjuk PKK Kebondalem ini untuk maju ke tingkat nasional dalam rangka pemanfaatan lahan untuk toga (tanaman obat keluarga),” jelas istri Abdul Kadir, mantan Wabup pada masa Bupati Samsul Hadi ini. Nunuk menambahkan penilaian dari propinsi ini  tidak hanya didasarkan pada penilaian lomba pada November lalu saja, tapi juga berdasarkan penilaian selama 3 tahun ke belakang, yaitu sejak tahun 2009.

Dalam pembinaan tersebut, Tim Program Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Toga, yang diwakili oleh Herwati Rustiana, langsung mengajak ibu – ibu untuk berkumpul sesuai kelompok masing-masing. PKK desa Kebondalem ini memiliki 4 kelompok. Masing-masing kelompok membawahi 1 dasawisma, yaitu sebanyak 15 KK (Kepala Keluarga). Tiap kelompok diminta mendata dengan cara mengisi form yang ada tentang daftar kegiatan yang mereka lakukan, merekapitulasi daftar toga yang dimiliki tiap-tiap KK, dan mendata nama penjual jamu gendong di kawasan mereka.

Berdasarkan inventarisasi, toga yang ada di Desa Kebondalem jenisnya antara lain kayu manis, temu lawak, delima putih, jambe, puyang, kunyit putih, kencur, jahe, temu hitam, kunyit,  kunci, temu pepet, serai, tapak liman dan  sirih. Agar ibu-ibu mengenal dengan baik jenis-jenis tanaman tersebut, masing-masing kelompok dibekali 10 stoples berukuran kecil. Masing-masing stoples harus diisi dengan daun atau irisan-irisan toga tersebut yang telah dikeringkan.

Herwati menegaskan, lomba toga tidak hanya didasarkan pada toganya saja, tapi juga pada administrasi PKK-nya, sumber daya yang ada, swadaya dan penataan lingkungannya  yang asri. Bahkan penilaian untuk  toganya dimulai dari proses tanam, panen sampai penggunaannya.

Pada saat tinjau lapang ke rumah-rumah, Herwati juga memberitahu agar tiap toga diberi nama, manfaat dan resep pembuatannya. Selain itu untuk memperindah penanaman, toga ditanam secara berkelompok (blok kencur – blok kunyit - blok jahe, Red) dan diselang-seling dengan tanaman karang kitri (cabe, tomat, terong). “Pada intinya, semua tanaman yang ada di pekarangan warga bisa bermanfaat khususnya bagi pemiliknya itu sendiri,” tambah Herwati yang juga bekerja di Dinas Kesehatan ini.

Pembinaan yang baru awal dilakukan ini akan berkelanjutan dan rutin dilaksanakan hingga saat penilaian lomba tiba, yaitu pada bulan Maret mendatang. Untuk bisa mengikuti lomba ini, ada tahapan – tahapan yang harus diikuti, yaitu inventaris jumlah KK, luas lahan yang ditanami, sosialisasi lomba toga pada masyarakat, pelatihan kader, pembentukan kelompok binaan, penyediaan ruang pamer, penyediaan buku pustaka toga, visualisasi data (apa-apa yang perlu ditampilkan di ruang pamer, Red) dan pembuatan laporan. Guna mensukseskan lomba ini, PKK juga merangkul banyak pihak diantaranya Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan, Kantor Kelautan dan Perikanan (KKP), Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat – Pemerintahan Desa, LSM Masyarakat Pemerhati Lingkungan (MPL)  dan Humas Protokol.(Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :