Peserta Diklatpim IV Kementerian PUPR Belajar ke Banyuwangi

Kamis, 22 Maret 2018


BANYUWANGI – Berbagai prestasi yang diraih Banyuwangi mengundang ketertarikan para peserta Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Tingkat IV  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menimba ilmu. Sebanyak 40 peserta Diklatpim tersebut menjadikan Banyuwangi sebagai lokus observasi lapangannya.

Mereka diterima Asisten Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Choiril Ustadi Yudawanto di Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis (22/3).

Menurut  Kepala Balai Diklat PUPR Wilayah 3 Jakarta, Yayak Rukyana yang menjadi pimpinan rombongan, kunjungan ini merupakan bagian  dari kurikulum Diklatpim Tingkat 4. “Sengaja mereka memilih Banyuwangi karena punya banyak inovasi. Semangat kerja juga tercermin  dari para karyawannya. Tidak salah kalau kami datang kemari,” ujar Yayak yang mengaku timnya ingin melakukan perbandingan serta mencari tahu informasi tentang inovasi Banyuwangi.

Asisten Pemerintahan, Choiril Ustadi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerja keras untuk bisa maju seperti sekarang ini. “Perencanaan memegang peranan penting di Banyuwangi. Yang dilakukan adalah memastikan visi misi bupati bisa diterjemahkan dengan baik,” kata Ustadi.

Berbagai inovasi dibuat. Misalnya  menjadikan teknologi informasi sebagai jembatan. Proteksi terhadap pasar tradisional dengan tidak mengijinkan pembangunan atau pendirian pasar modern. Semua  gedung didesain berbasis lokal, misalnya seperti bandara, Gedung Juang, hingga hotel yang tidak melepaskan unsur kekhasan Banyuwangi.Contohnya  bandara yang jika dilihat dari atas berbentuk udeng, dan Hotel Santika yang tidak lepas dari motif Gajah Oling.

 Mendapat penjelasan akan hal itu, para peserta diklatpim mengaku semakin tertarik untuk mengetahui Banyuwangi lebih jauh. Citra Fadhilah Utami salah satunya. Citra mengaku Banyuwangi ini sangat inspiratif sekali. “Betul-betul Banyuwangi saya rasakan sangat inspiratif. Saya senang berkesempatan datang kemari. Bahkan saya penasaran bagaimana cara bupati membuka jalan bagi para aparatur sipil negara (ASN)-nya untuk bisa berinovasi atau membuat ide-ide baru,” beber wanita yang unit kerjanya di pusat pengembangan kawasan perkotaan ini.

Citra berharap Banyuwangi bisa terus mempertahankan perubahan yang sudah dibuat, sebab loncatan Banyuwangi ini sangat besar. Citra juga mengharapkan ada sistem yang settle sehingga ke depan perpindahan kepala daerah tidak akan merubah kebijakan yang sudah baik ini.

Kepala BAPPEDA Suyanto Waspo Tondo menambahkan, perubahan yang digagas bupati ini sampai pada level keluarga. “Kami ini suami istri dikumpulkan untuk mengikuti training Emotional Spiritual Quotion (ESQ) 165 di Jakarta. Secara makro kita disamakan gelombangnya antara bupati dengan SKPD dan keluarganya,” jelas Yayan. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :