Workshop BEC, Peserta Pastikan Desain Kostum Sendiri

Senin, 19 September 2011


 

LICIN – Hari pertama workshop persiapan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Senin (19/9), berjalan dengan lancar. Dalam acara yang berlangsung di Gedung Diklat PNS, Licin tersebut hadir 100 orang siswa Sekolah Menengah Atas. Dalam session pertama workshop kali ini khusus mendesain tema Damarwulan. Usai mendesain kostum dengan tema Damarwulan, tiap orang mendapatkan pelatihan tentang pewarnaan atas gambar mereka yang langsung akan dievaluasi para instruktur untuk mengetahui mana yang bagus dan mana yang kurang bagus. Setelah itu mereka diajari bagaimana cara memproduksi kostum. Masing-masing orang punya desain yang berbeda dan dibuat sendiri pada selembar kertas. Mereka hanya diberi contoh beberapa gambar inspirasi melalui slide dan contoh kostum asli Damarwulan, Janger, Gandrung dan Kundharan. "Memang agak sulit sih, tapi ini menarik," ujar salah seorang peserta.

Setelah itu mereka diajari bagaimana cara memproduksi kostum. Tidak itu saja, mereka juga akan dilatih dance, fashion show dan tekhnik make-up. Demikian juga ke 200 orang lainnya yang akan membawakan tema Gandrung dan Kundharan dalam BEC nanti juga akan mendapatkan pelatihan yang sama. "Tiap-tiap peserta diberi kesempatan mengikuti workshop per tema selama dua hari dua malam," terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Suprayogi.

Ditambahkan Suprayogi, workshop ini bukan sekedar memberikan materi. Tapi ke depan ada semacam keterampilan baru, kemandirian dan style yang membuat peserta lebih percaya diri dalam menjalani hidup. Sementara Vice President Jember Fashion Carnival (JFC) Suyanto,  yang hadir memberikan materi menambahkan potensi siswa sengaja kami optimalkan sehingga begitu show timenya tiba, akan tercapai apa yang diharapkan.  "Peserta yang tadinya nol tentang hal ini, akan merasa hebat setelah mengikuti workshop ini. Itu optimisme kami," ujarnya mantap. 

Sementara Budayawan Banyuwangi Subari Sofyan, menilai dengan adanya BEC masyarakat Banyuwangi akan merasakan kehebohan lain di luar karnaval Agustusan dan Harjaba (Hari Jadi Banyuwangi), karena ada nilai budaya yang lebih dahsyat yang mampu mengawal budaya lokal kita untuk diketahui khalayak luas diluar Banyuwangi. (HUMAS)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :