Porprov Jatim di Banyuwangi Hasilkan Transaksi Minimal Rp. 21,44 Miliar

Minggu, 7 Juni 2015


BANYUWANGI - Beragam acara wisata dan olahraga yang digelar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah mampu menggerakkan perekonomian warga lokal. Banyak orang datang, baik untuk berwisata maupun mengikuti perlombaan di Banyuwangi, lalu mengeluarkan uang untuk berbagai kebutuhan selama berada di daerah di ujung timur Jawa tersebut.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, acara wisata budaya, wisata alam, atau wisata olahraga adalah salah satu resep untuk menggerakkan perekonomian lokal di tengah perlambatan ekonomi.

”Saat ini perekonomian cenderung melambat. Pengusaha menahan ekspansinya, mereka memilih wait and see. Ini tren global, ekonomi dunia sedang lesu. Sebenarnya trennya sudah terbaca sejak dua tahun lalu, makanya kami mengantisipasi dengan terus menggelar event wisata karena transaksinya langsung dinikmati masyarakat. Pemerintah daerah berupaya mencari siasat agar masyarakat tidak ikut-ikutan lesu,” kata Anas.

Anas pun menggalakkan beragam acara wisata, mulai dari wisata alam, budaya, hingga olahraga. Anas juga melobi pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar mempercayakan penyelenggaraan acaranya di Banyuwangi. "Kami berterima kasih kepada Gubernur Jatim yang memberi kepercayaan kepada Banyuwangi," ujarnya.

Anas mencontohkan ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur yang dipusatkan di Banyuwangi mulai 6-13 Juni 2015 yang melibatkan lebih dari 9.000 atlet dan perangkatnya dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Ajang tersebut menggerakkan ekonomi lokal, mulai dari penginapan, makanan, kerajinan, hingga jasa transportasi.

Para atlet dan perangkatnya tersebut menginap di 35 hotel, 32 homestay, dan 142 rumah kos. Berdasarkan kalkulasi panitia, delegasi dari 38 kabupaten/kota se-Jatim itu mengeluarkan dana Rp 4,2 miliar untuk menginap di Banyuwangi selama event berlangsung. ”Itu biaya di luar penginapan para pendukungnya. Pasti keluarga atlet juga banyak yang ke Banyuwangi,” imbuh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi.

Untuk makanan berat, ajang Porprov melibatkan 24 katering di seluruh Banyuwangi. Total transaksi katering untuk penyediaan makanan berat mencapai Rp 8,1 miliar.

”Karena Banyuwangi ini luas, delegasi dari seluruh Jatim memesan katering di lokasi yang dekat dengan lokasi pertandingan dan penginapan mereka. Terjadi pemerataan,” ujar Wawan.

Selain makanan berat, ribuan atlet dan perangkatnya pasti juga mengonsumsi makanan dan minuman ringan selama ada di Banyuwangi. Dengan asumsi per orang mengeluarkan dana Rp 30.000 saja untuk konsumsi makanan dan minuman ringan per hari, total transaksi sudah mencapai Rp 1,89 miliar. Ada pula transaksi jasa sewa kendaraan yang diprediksi mencapai Rp 500 juta.

Wawan menambahkan, para atlet dan perangkatnya dipastikan membelanjakan uang untuk buah tangan karena mereka mendapat uang saku dari masing-masing daerahnya. Dengan asumsi tiap atlet dan perangkatnya membelanjakan Rp 750.000 untuk membeli buah tangan dan segala keperluan sehari-hari selama sepekan di Banyuwangi, maka ada transaksi Rp 6,75 miliar.

”Sehingga total ada transaksi Rp21,44 miliar selama sepekan penyelenggaraan Porprov Jatim. Itu perhitungan dari sisi atlet dan perangkatnya saja, belum termasuk keluarga pendukung atlet atau penonton yang ikut menyaksikan,” jelas Wawan.

Angka tersebut, sambung Wawan, adalah uang yang dikeluarkan oleh masing-masing daerah se-Jatim dan para atlet serta perangkatnya, bukan dana yang dikeluarkan oleh Pemkab Banyuwangi. ”Dampak ekonomi lainnya adalah peningkatan infrastruktur olahraga yang bisa kami optimalkan pasca-Porprov. Pembangunan infrastruktur olahraga itu juga dana tersendiri yang berputar di masyarakat,” tuturnya.

Sebelum Porprov Jatim, Banyuwangi juga dipercaya menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Jatim (22-30 Mei) yang diikuti sekitar 2.000 peserta dan Pekan Seni Pelajar (PSP) Tingkat Jatim (1-3 Juni) yang diikuti sekitar 5.000 peserta. Adapun beberapa kementerian dalam dua bulan terakhir telah banyak menggelar acara di sejumlah hotel di Banyuwangi dengan melibatkan ratusan orang.

”Kami juga masih akan menggelar sejumlah acara Banyuwangi Festival seperti Jazz Pantai, Festival Gandrung Sewu, dan Banyuwangi Ethno Carnival yang selalu bisa menyedot ribuan wisatawan,” ujar Anas.

Meski semarak dengan berbagai acara wisata, Anas memastikan sektor lain tetap menjadi prioritas, terutama pertanian, pendidikan, dan kesehatan. ”Hari ini 7 Juni juga digelar jambore varietas melon oleh Kementerian Pertanian di Banyuwangi agar kualitas hortikultura kami semakin membaik. Pertanian tetap menjadi backbone dan lansekap pariwisata kami yang menjual keindahan alam,” ujarnya. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :