Putra Banyuwangi Sabet Juara Superseries Premier All England 2017

Rabu, 15 Maret 2017


BANYUWANGI- Suatu kebanggaan tersendiri bagi Banyuwangi, salah satu putra daerahnya berhasil menyabet gelar juara bulu tangkis tingkat internasional, Superseries Premier All England 2017 di Birmingham, Inggris. Prestasi yang membanggakan tersebut dicetak oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo (22), pemuda asal Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.

Kevin bersama rekannya Marcus Gideon yang berlaga di kelompok Ganda Putra berhasil mengalahkan pasangan Tiongkok Li junhui/ Liu Yuchen. Skor yang dicetak tak main-main, di babak pertama 21 – 19 dan babak kedua 21 – 14.

Kemenangan yang mengharumkan nama Indonesia itu, tak lepas dari kerja keras Kevin yang mengawali kecintaannya pada bulutangkis sejak kecil. Kevin terlahir dari orang tua yang menyukai olahraga. Ibunya, Winartin Niawati (51) gemar bermain volly. Kesukaan terhadap bulutangkis ditularkan sang ayah, Sugiarto Sukomuljo (57).

Dituturkan Sugiarto saat ditemui di kediamannya, Rabu (15/3), setiap kali dirinya berlatih, Kevin dan sang kakak, Nico Prasetya Sukamuljo (25) selalu ikut. Sejak usia 2,5 tahun, Kevin sangat detail  mengamati setiap permainan bulutangkis yang sedang berlangsung. Sang ayah mulai membaca bakat Kevin saat putra bungsunya itu menjajal memegang raket di usia 4 tahun. Di saat anak-anak seusianya belum mampu memegang raket, Kevin justru sudah  bisa memainkan raketnya dengan baik. “Dia sudah bisa memainkan raketnya dan memukul dengan baik, beda dengan anak-anak seusianya,” ceritra Sugiarto.

Hal itulah yang kemudian membuat Sugiarto mantap mencarikan Kevin dan sang kakak, pelatih dari Jember. “Ketika itu saya terus mencari informasi, pelatih bulutangkis mana yang terbaik. Sebab saya ingin  meletakkan fondasi permainan bulutangkis yang benar pada anak saya. Dan saya dengar di Jember pelatihnya sangat berkompeten. Maka sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), usai pulang sekolah, dia langsung saya bawa ke Jember untuk berlatih,” terang Sugiarto.

Saking gemarnya pada bulutangkis, kata Sugiarto, Kevin menjalani latihan itu dengan enjoy. Latihan di Jember dijalani seminggu 4 kali. Tanpa pulang ke rumah usai jam sekolah, Kevin langsung berangkat ke Jember. Latihan dimulai pukul 1 – 4 sore dan tiba di rumah pukul 7 malam. Esoknya dia sekolah kembali seperti biasa. Hal itu berlangsung terus demikian selama 1 tahun. Setelah dirasa mahir, Sugiarto akhirnya mencarikannya pelatih lokal yang bisa melatih Kevin di Banyuwangi.

Memasuki kelas 1 SD, prestasi Kevin mulai terlihat. “Dia mulai berprestasi pada 2003 ketika kelas 1 SD. Waktu itu meraih juara 1 lomba bulutangkis tingkat  kecamatan,” beber Sugiarto. Prestasi itu semakin membaik begitu Kevin naik kelas 3.  Kevin jadi juara di tingkat kabupaten. Saat itu dia mengikuti lomba di dua kelompok usia, yakni  kelas 11 dan 13 tahun, dan semuanya juara.

Sejak itu, aku Sugiarto,  Kevin terus memborong berbagai piala dan medali dari berbagai event bulutangkis yang digelar. Hingga memasuki tahun 2007, tepatnya selepas SD, Kevin mendapatkan beasiswa bulutangkis di Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum di Kudus. Berbagai kompetisi mengantarkannya menjadi juara. Di 2009 Kevin menjajal peruntungannya di PB Djarum Jakarta untuk kelas ganda. Dan di 2012, Kevin mulai bergabung dengan Wisma Atlet di Cipayung. Bintangnya terus berkilau, hingga berbagai penghargaan lewat pertandingan nasional dan internasional yang didapatkannya tak terhitung lagi.

Prestasi yang diperoleh Kevin tak lepas dari tangan dingin ayah ibunya yang selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. “Kami punya prinsip dalam mendidik anak. Apa maunya akan kami arahkan, selama itu bersifat positif. Apalagi Kevin ini punya kemauan  keras, disiplin, tidak suka mengeluh dan pantang menyerah,” ujar Sugiarto.

Dalam bertanding pun, Kevin pun punya prinsip semua lawan sama kuatnya. “Lawannya selalu dia anggap kuat, dan dia akan all out dalam menghadapinya,” tandas sang ayah.

Keberhasilan Kevin dan rekannya, Marcus adalah buah kerja kerasnya selama ini yang dimulai sejak usia dini. “Sejak dulu dia selalu mengatakan pada kami ingin sehebat tokoh bulutangkis seperti Christian Hadinata, Cucun Johan Wahyudi, Rudi Hartono, dan Lim Swie King. Bertanding di All England juga merupakan impiannya sejak kecil, karena itu bagaikan prestasi tertinggi dalam olahraga bulutangkis. Dan semuanya bisa dia raih,” ujar ayahnya penuh bangga.

Uniknya, sejak dulu pasangan Sugiarto dan Winartin ini rajin mengkliping semua berita tentang anaknya yang dimuat berbagai media. Semua penghargaan berupa piagam, medali dan piala yang didapat Kevin pun ditata dengan rapi. “Nggak tahu kenapa, dari dulu saya simpan semuanya dengan rapi. Kami nggak pernah menyangka Kevin akan menjadi juara dunia. Sekarang Kevin jadi bagian dari sejarah olahraga bangsa ini,” kata Sugiarto terharu.

Untuk diketahui, Minggu malam lalu (12/3) Kevin/Marcus berjaya di ajang Superseries Premier All England 2017. Kevin tampil sebagai penentu dalam pertandingan tersebut. Sebuah smash keras yang dilayangkan Kevin gagal dikembalikan oleh Liu Yuchen dari Tiongkok. Sehingga pasangan Li junhui/ Liu Yuchen harus menerima kekalahan dalam permainan yang berlangsung cukup singkat, 36 menit saja. (Humas)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :