Revitalisasi Alun-alun Taman Blambangan Banyuwangi Libatkan 3 Arsitek Kondang

Rabu, 30 Maret 2016


Diantara beberapa fungsi yang akan dioptimalkan di RTH Blambangan adalah Fungsi Edukasi dan Eksibisi. Selain itu, RTH Blambangan juga akan didesain untuk bisa mengakomodasi banyaknya festival yang digelar oleh Banyuwangi.

“Kita ingin di sini (RTH Blambangan) akan ada perpustakaan umum. Selain itu tempat ini juga bisa dipakai sebagai galeri untuk menggelar berbagai pameran. Karena tempatnya terbatas maka kita melibatkan arsitek agar semua fungsi bisa terakomodir dengan desain yang tepat dan bisa menonjolkan karakter Banyuwangi,” ujar Anas.

Satu persatu para arsitek itu mulai memaparkan ide pengembangannya. Adi Purnomo pun mengawalinya dengan menyatakan bahwa pembangunan civic center harus memperhitungkan tarikan massa yang akan berinteraksi di sini.

"DI luar ekspektasi saya ternyata Taman Blambangan bisa seramai ini. Banyak warga yang datang, dan tempat ini ternyata telah menjadi pusat kegiatan di kota. Untuk itu, taman ini akan diperkaya dengan fungsi. Semua fungsi yang akan ditambahkan  akan didesain dengan tetap menonjolkan karakteristik lokal," ujar Mamok, panggilan akrab Adi Purnomo.

Adi Purnomo adalah arsitek RTH Taman Blambangan dan Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Mamok pun menambahkan bahwa pengembangan Taman Blambangan akan dikoneksikan dengan kawasan di sekitarnya, mulai dari Pendopo, Pasar Banyuwangi, hingga Pantai Boom.

Sementara itu, arsitek Yori Antar melempar ide Taman Blambangan akan dijadikan "plaza" tingkat dua. Plaza yang dimaksud bukanlah bangunan pertokoan, namun merujuk pada "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum di perkotaan.

"Taman Blambangan yang atas akan dinaikkan, sehingga keramaian yang bawah tidak terlalu terasa. Sedangkan lantai bawah mungkin bisa difungsikan sebagai perpustakaan dan galeri seni. Meskipun berada di bawah, namun akan kita desain sedemikian rupa sinar matahari bisa masuk," ujar Yori.

Penghubung lantai atas dan bawah ini adalah anak tangga yang mengelilingi dan dibuat lebar. Anak tangga yang lebar ini nanti, otomatis akan menjadi tempat duduk bagi warga. "Kalau akan lihat acara di Taman Blambangan, warga tinggal duduk di tangga penghubung ini sambil menonoton festival yang katanya sering digelar di sini," ujar Yori.

“Kita ingin RTH ini menjadi pusat Banyuwangi, ibaratnya kalau di Jakarta itu jadi Ring satu seperti Monas. Bedanya, Monas agak tertutup, namun di Banyuwangi justru lapangan terbuka," ujar Yori.  

Sedangkan Supie menambahkan revitalisasi RTH Blambangan ini adalah bagian menjadikan RTH tersebut sebagai landmark. Selain itu, keberadaan Taman Blambangan akan menjadi generator bagi pengembangan kawasan di sekitarnya.

“Jadi semua bangunan di sekitarnya akan dibangun mengikuti konsep RTH ini. Jadi tidak boleh asal-asalan lagi membangunnya,” kata Supie. (Humas)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :