Rp 15 Miliar untuk Pembangunan Jembatan

Kamis, 1 Maret 2012


BANYUWANGI- Sarana dan prasarana transportasi terus saja menjadi prioritas pembangunan pemerintahan Bupati Abdullah Azwar Anas. Bukan hanya infrastruktur jalan yang terus dibenahi, pada tahun 2012 ini jembatan menjadi salah satu yang digarap secara serius oleh pemkab. Hal itu diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas PU Bina marga Cipta karya dan Tata Ruang, Ir. Mudjiono.

Keseriusan pemkab tersebut dapat terlihat dari anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan jembatan. Dijelaskan Mudjiono, pada tahun 2012 ini pemkab mengucurkan dana sebesar Rp 15,8 miliar untuk pembangunan sembilan jembatan di kawasan Banyuwangi. Angka ini naik dua kali lipat dari anggaran tahun 2011 lalu yang hanya Rp 8 miliar. Jembatan yang dibangun pada tahun ini di antaranya jembatan Kedungringin – Ringinputih Muncar, Jembatan Desa Karang Mulyo Tegalsari, Jembatan Curah Leduk Muncar, Jembatan Karangdoro Tegalsari, Jembatan Curahleduk Kalibaru. “Pembangunan jembatan yang selama ini sempat diabaikan mulai tahun ini akan menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastruktur. Selain 15 miliar, kami juga menganggarkan rehabilitasi dan pemeliharaan jembatan yang totalnya hampir mencapai Rp 2 miliar,” beber Mudjiono.

Konsentrasi pemkab terhadap pembangunan jembatan ini, kata Mujiono, karena jembatan merupakan salah satu solusi sarana untuk membuka daerah yang terisolasi. Misal Jembatan Alas Kobong menghubungkan Singojuruh dan Sempu, guna mengangkut potensi pertanian dan perkebunan yang ada di sana. Selama ini, kata Mujiono banyak hasil perkebunan maupun pertanian di daerah terpencil susah didistribusikan karena terkendala akses. “Melalui jembatan yang dibangun pemerintah ini diharapkan bisa meringankan masyarakat sekaligus menggairahkan perekonomian yang ada di daerah,” terang Mujiono. 

Selain membuka akses, pembangunan jembatan diharapkan dapat mempersingkat jarak tempuh perjalanan. Misal jembatan Desa Karangmulyo Tegalsari yang menghubungkan langsung Blok Agung Tegalsari ke Desa Barurejo tanpa harus melewati Pedotan. Jembatan ini bisa memperpendek rute hingga 10 km. begitu halnya dengan jembatan Kedungringin – Ringinputih Muncar yang menghubungkan pusat kota Muncar dengan Desa Sumber Beras. “Jembatan Ringinputih ini nanti bisa menghemat jarak 10 kilometer ke Sumber Beras. Karena dari Muncar kesana kita tidak perlu memutar melewati perempatan Tembok,” terang Mujiono.

Untuk pembangunan jembatan, Dinas PU telah membuat sejumlah kriteria kapan jembatan harus dibangun. Yakni, pertama untuk menghubungkan daerah yang terisolir dan terisolasi. Yang kedua, telah ada embrio jembatan sebelumnya, baik itu dari bambu atau sasak. Yang ketiga, jembatan yang akan dibangun digunakan untuk mendukung program dan kegiatan pemkab. Misalnya, jembatan Kedungringin – Ringinputih, yang merupakan akses pendidikan dan perekonomian, program Minapolitan. Lalu yang keempat, pasca bencana. Maksudnya, sebelum ada bencana sudah ada jembatan, karena bencana, jembatannya rusak. “Pertimbangan lain suatu jembatan dibangun adalah untuk menghindari kecelakaan, yakni dengan jalan melebarkan badan jembatan,” ujar Mujiono. (HUMAS PROTOKOL)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :