RSUD Genteng Kini Buka Layanan Hemodialisa

Minggu, 2 Desember 2018



Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi terus berkomitmen meningkatkan pelayanan kesehatan publik. Yang terbaru, pemkab melengkapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng dengan layanan unit hemodialisa yang memberikan pelayanan hemodialisis (cuci darah).

Unit layanan hemodialisa (HD) ini diresmikan oleh dr. Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi pada 29 November 2018. Hadir dalam kesempatan tersebut dr. Widodo, SpPD-KGH selaku supervisor HD dari Persatuan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Jawa Timur. 

Dikatakan dr. Rio, panggilan akrabnya, pembukaan unit HD ini sebagai implementasi peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan. Akses yang dimaksud tidak hanya terbatas pada keterjangkauan geografis, namun juga keterjangkauan dalam aspek pembiayaan kesehatan dan penambahan jenis layanan kesehatan.

"Dibukanya layanan HD ini, semoga bisa membantu pasien yang membutuhkan layanan ini, khususnya mereka yang ada di wilayah Selatan Banyuwangi, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke pusat kota lagi," kata dr. Rio. 

Kini, RSUD genteng memiliki  ruang HD dengan 4 unit mesin hemodialisis dengan spesifikasi teknik sesuai standar keselamatan pasien. Layanan di RSUD Genteng ini berada di bawah supervisor Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal Hipertensi, serta didukung tenaga medis yang semuanya memiliki sertifikat HD. Mulai dokter spesialis penyakit dalam, tenaga perawat hingga tenaga mahir lainnya yang telah bersertifikat.

Sementara itu, Direktur RSUD Genteng, dr. Indah Sri Lestari, MMRS menjelaskan bahwa dalam kurun waktu tahun 2016, jumlah pasien rawat inap di RSUD Genteng dengan kasus gagal ginjal sebanyak 111 pasien. Di antara mereka, ada yang harus dilakukan penanganan haemodialisa, yang selama ini dirujuk langsung ke RSUD Blambangan Banyuwangi.

"Permintaan pelayanan pasien gagal ginjal di RSUD Genteng terus meningkat. Atas dasar itu, RSUD Genteng bersama pemkab menghadirkan unit HD pada tahun ini. Selain untuk meningkatkan derajat kesehatan warga, juga untuk mempermudah warga mengakses layanan kesehatan," kata dr. Indah.

Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan dunia dengan beban biaya kesehatan yang tinggi. Di Indonesia, jumlah penderita gagal ginjal terus meningkat setiap tahunnya.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita gagal ginjal sebesar 0,2% atau 2 per 1000. Penyebab penyakit ginjal kronis terbesar adalah nefropati diabetik (52%), hipertensi (24%), kelainan bawaan (6%), asam urat (1%), penyakit lupus (1%) dan lain-lain.

Ditambahkan dr. Indah, layanan HD ini melengkapi pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh RSUD Genteng. Layanan kesehatan tersebut salah satunya adalah  pemeriksaan laboratorium TCM (Test Cepat Molekuler) untuk TBC paru.

"Kami juga ada poli paliatif (poli bebas nyeri), yang melayani pasien kanker stadium lanjut dengan  keluhan nyeri hebat. Layanan ini satu-satunya di Banyuwangi," kata dr. Indah.

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :