Seblang Bakungan, Tradisi Suku Using Diminati Wisatawan

Minggu, 18 September 2016


BANYUWANGI -Banyuwangi terus mengembangkan destinasi wisatanya lewat tradisi masyarakatnya yang unik. Selain Tumpengsewu, suku asli using kembali menggelar ritual adat, kali ini di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah digelar Seblang Bakungan.  
> Tradisi ini digelar minggu malam (18/9) tepatnya satu minggu setelah Idul Adha, di Balai Desa Bakungan.
>
> Seblang Bakungan yang merupakan salah satu rangkaian Banyuwangi Festival (Be-fest) 2016 ini,  adalah tarian yang dibawakan oleh wanita tua dalam kondisi kerasukan roh atau tidak sadar diri. Seblang tahun  ini ditarikan oleh Supani (63). Supani adalah seorang wanita tua keturunan Seblang yang telah menari ritual seblang selama tiga tahun berturut-turut. Dia juga merupakan keturunan Seblang Misna yang telah pensiun dari Seblang 13 tahun yang lalu menari selama semalam penuh dengan gending lagu-lagu yang penuh dengan mantra.  
>
> Dalam ritualnya, setelah dibacakan mantra dan doa, sesaat kemudian Seblang langsung kerasukan roh tidak sadarkan diri dan menari dengan mengikuti irama gending dinyanyikan. Gending-gending yang dikumandangkan untuk mengiringi penari seblang itu ada 13 gending, diantaranya Seblang Lukinto, Podo Nonton, Ugo-ugo dan Kembang Gading.
>
> Konsistensi Pemkab Banyuwangi dalam mengangkat tradisi lokal ke dalam Banyuwangi Festival juga sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya daerah. "Kita ingin seni dan budaya Banyuwangi terus eksis dan mendapatkan panggung untuk bisa ditampilkan ke khalayak luas,"kata Wakil Bupati Yusuf Widaytmoko,saat membuka festival ini.
>
> Tujuan tradisi Seblang Bakungan ini kata Wabup, adalah untuk bersyukur kepada Allah dan memohon agar seluruh warga desa diberi ketenangan, kedamaian, keamanan dan kemudahan dalam mendapatkan rezeki yang halal serta dijauhkan dari segala mara bahaya.
>
> Sebelum Seblang dimainkan, diawali tumpengan bersama warga disepanjang jalan menuju Bakungan yang dimulai seusai maghrib. Sebelumnya warga sholat magrib dan sholat hajat di Masjid desa. Lalu dilanjutkan parade oncor (obor) yang dibawa berkeliling desa (ider bumi). 
> Selanjutnya di bawah temaram api obor, sepanjang jalan suku Bakungan dipenuhi tumpeng pecel pithik. Sambil menggelar tikar semua orang duduk untuk mengikuti ritual makan bersama sebagai salah satu rangkaian ritual Seblang Bakungan yang dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pithik dan sayur lalapan sebagai pelengkapnya. Usai kumandang do’a yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.
>
> Usai makan bersama,ribuan masyarakat pun menyemut memadati sepanjang jalan Bakungan. Mereka datang dari berbagai wilayah, untuk menyaksikan ritual Seblang. Tak hanya warga lokal, dalam kerumunan itu juga ada wisatawan asing yang tampak sedang asyik menikmati Seblang Bakungan ini.
>
> Dia adalah Donal Mc Kenzie, bule asal Inggris. Kenzie yang datang bersama temannya menyatakan sengaja datang dari Bali untuk menyaksikan beragam  festival di Banyuwangi, mulai Gandrung Sewu hingga malam Seblang. Menurut Kenzie, semua eventnya Banyuwangi bagus- bagus dan menarik. "I' so excited to be here," ujarnya.
>
> Hal yang sama juga diungkapkan Hasan Khoiri, salah satu PNS Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku sangat senang dengan Seblang. Jauh-jauh hari Hasan sudah minta undangan khusus untuk menyaksikan Seblang. Bahkan dia penasaran dengan menu tumpengan khas warga Using, pecel pithik. "Meski baru kali pertama menyaksikan ritual Seblang, namu bagi kami ritual ini sangat mengagumkan penuh mistis tapi sarat dengan kesakralan. Masyarakatnya pun ramah-ramah," kata Hasan.
>
> Dengan gelaran festival ini, wisatawan Banyuwangi sendiri terus meningkat. Pada 2015 wisatawan mancanegara mencapai 40 ribu, dan wisatwan domestik sejumlah 1,8 juta orang. Target pemerintah tahun 2016 ini wisman tembus 50 ribu, dan domestik 2,5 juta orang. Saat ini sudah lebih dari 2,1 jta wisatawan yang datang ke Banyuwangi(Humas)
>



Berita Terkait

Bagikan Artikel :