Ritual Seblang Olehsari Yang Keramat dan Khitmad

Jumat, 9 September 2011


 BANYUWANGI –  Prosesi Penutupan ritual Adat  Seblang Olehsari, yang digelar Kamis siang (8/9) di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah cukup khitmad dan menarik. Selain disaksikan masyarakat juga dihadiri Bupati Abdullah Azawar Anas didampingi pejabat teras pemkab juga Dirjen Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kementrian Pariwisata, Sukendro.

Prosesinya cukup menegangkan, diawali seorang  pawang membawa penari ke depan untuk memasang mahkota berupa omprok yang dihiasi janur kuning dan beberapa macam bunga segar di atasnya . Omprok seblang Olehsari hampir menutupi wajah sang penari. Setelah itu sang penari dikutuki oleh para pawang untuk  memasukkan roh Sang Hyang ke dalam tubuh sang penari.

Proses pemasukan roh ini diiringi lantunan gending Seblang Lukinto. Gending ini dipercaya oleh masyarakat Olehsari sebagai pemanggil arwah atau sebuah kekuatan halus untuk datang ke ritual seblang. Syair dari gending pembuka Seblang tersebut adalah “ Seblang Seblang yo lukinto sing kang dadi encakana “ sebanyak 10 kali . Untuk membuktikan roh sudah masuk dalam tubuh penari, pawang cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan kekiri, apabila nyiru kosong yang sejak tadi di pegang penari jatuh dan badan penarinya  terjungkal kebelakang menandakan bahwa penari berada dalam keadaan kesurupan.

Selanjutnya , pertunjukan diteruskan dengan lantunan gending-gending osing lainnya Gending liliro kantun , Cengkir gadhing , Padha Nonton Pupuse , Padha Nonton Pundak Sempal , Kembang Menur , Kambang Gadung , Kembang Pepe , Kembang Dermo pada saat gending Kembang Dermo ini penari Seblang membawa tampah yang berisi bunga yang bernama bunga Dirmo. Gending ini dilantunkan pada saat akhir pertunjukan saat sang penari akan disadarkan kembali , ketika  gending ini dilantunkan, sang penaripun akan jatuh pingsan dan pawang akan mengatakan pada roh sang hyang bahwa pertunjukan telah selesai .

Ritual terakhir ini merupakan acara yang paling menegangkan, sebab jika pawang tidak bisa membangunkan sang penari , penari akan kehilangan nyawanya . Pada saat penari Seblang dibawa ke alam sadar, gending Seblang Lukinto kembali dinyanyikan dengan ritme yang keras dan bersemangat oleh para sinden. Penari tidak melakukan gerakan tari lagi, tapi kepalanya tertunduk, siap untuk dilepas omproknya oleh pawang. Kemudian , wajah penari seblang dicuci dengan Tuyo Arum yang telah di beri mantra dan dimasukkan dalam kendi yang berisi bunga pecari , bunga wongso dan bunga sundel.

Ritual adat seblang Olehsari ini cukup keramat bagi masyarakat Olehsari. Karena prosesi ritual adat seblang merupakan sarana membersihkan diri bagi masyarakat Using tersebut. Untuk ritual  ini,  penari seblang diperankan oleh gadis yang berusia 14 tahun atau belum menstruasi. Untuk kali ini diperankan Su’idah. Prosesi adat seblang cukup keramat memang, sebagai buktinya  jika penari tidak jujur tidak jadi seblang.

Upacara Seblang akan terus dilakukan selama tujuh hari berturut-turut, setelah Hari Raya Idul Fitri . Pada hari terakhir sebagai penghujung acara penari Seblang akan diarak berkeliling desa yang disebut ider bumi berjalan beriringan bersama para pawang , sinden , dan seluruh perangkat menuju empat penjuru yang dianggap tempat bermula desa Olehsari berdiri dan adat Seblang dilaksanakan, yaitu Situs Mbah Ketut , lahan Petahunan, Sumber Tengah dan berakhir di Balai Desa. Dengan adanya Ider Bumi ini maka berakhirlah acara Seblang Olehsari yang telah dilaksanakan selama tujuh hari. (Humas)






Berita Terkait

Bagikan Artikel :