Setelah 9 Tahun, Banyuwangi Raih Penghargaan Transportasi dari Menteri Perhubungan
Rabu, 10 September 2014
JAKARTA - Satu lagi prestasi diukir oleh Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) bidang lalu lintas dari Kementrian Perhubungan untuk kategori Kota Sedang. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Perhubungan EE Mangindaan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Menhub EE Mangindaan mengatakan, penghargaan WTN diberikan pemerintah pusat kepada kabupaten/kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini menilai sejauh mana perhatian sekaligus kinerja bidang transportasi dalam mewujudkan transportasi yang berkelanjutan, berbasis kepentingan publik, dan ramah lingkungan.
"Kegiatan ini untuk memotivasi semua pihak dan stakeholder terkait untuk bersama-sama peduli dan memajukan bidang transportasi," kata Menhub.
Menhub juga berharap agar daerah yang telah menerima penghargaan mampu mengembangkan konsep transportasi antar-moda, tidak hanya mengandalkan transportasi satu moda saja. "Bagaimana moda transportasi darat bisa terpadu dengan moda laut dan udara. Ini akan membawa dampak yang luar biasa bagi kemajuan transportasi," ujar EE Mangindaan.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, penghargaan yang diterima oleh Banyuwangi ini berkat peran serta masyarakat Banyuwangi dan konsistensi pemerintah daerah dalam menata daerah secara menyeluruh.
“Kita ingin memiliki daerah yang indah, hijau, rapi, sekaligus aman dan nyaman bagi seluruh warga dan pengendara lalu lintas,” kata Bupati Anas.
Dia mengatakan, penghargaan WTN ini merupakan prestasi yang membanggakan karena sudah 9 tahun Banyuwangi tak punya prestasi di bidang penataan lalu-lintas.
Sejumlah inovasi dan kemajuan bidang transportasi di Banyuwangi antara lain penggunaan lampu lalu-lintas tenaga surya, kelengkapan sarana-prasarana, penyediaan jalur pesepeda, dan konsep terminal pariwisata terpadu yang kini tengah dirintis pembangunannya di Banyuwangi.
"Penghargaan Wahana Tata Nugraha ini merupakan prestasi yang membanggakan karena sudah 9 tahun Banyuwangi tak punya prestasi di bidang transportasi," ujar Anas.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi Suprayogi menambahkan, ketertiban pengguna jalan seperti menyalakan lampu kendaraan di siang hari, pemakaian helm dan ketertiban parkir juga menjadi salah satu penilaian.
Ada pula dukungan pemerintah daerah dari alokasi anggaran serta berbagai kebijakan perencanaan lalu-lintas yang berimplikasi jangka panjang. Rencana Pemkab Banyuwangi membangun terminal pariwisata terpadu menjadi salah satu daya tarik tersendiri dalam penilaian WTN.
“Terminal ini nantinya akan menyediakan kendaraan bagi wisatawan yang hendak mengunjungi berbagai destinasi wisata di Banyuwangi. Di tempat ini wisatawan juga sekaligus bisa berbelanja aneka oleh-oleh dan kerajinan Banyuwangi. Konsep ini dianggap sangat kreatif sehingga menambah nilai positif penilaian WTN,” terang Suprayogi.
Selain itu, rencana jangka panjang pembangunan terminal terpadu antar moda juga menjadi keunggulan Banyuwangi. Konsep terminal yang menghubungkan armada kapal laut, kereta api, dan bus umum ini dianggap sebagai rencana jangka panjang yang layak dan akan membawa banyak manfaat bagi pengunaan moda angkutan umum. “Kita berharap terminal antar moda mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan bisa segera direalisasikan,” pungkas Suprayogi.
Dalam penganugerahan tersebut, salah satu staf Dinas Perhubungan Banyuwangi I Gede Wisesa juga berhasil memperoleh juara pertama penguji teladan dan mendapat penghargaan dari Menteri Perhubungan. (Humas Protokol)