Sharing Pariwisata, DPRD Pamekasan Kunjungi Banyuwangi

Kamis, 22 Februari 2018


BANYUWANGI – Tertarik dengan cara Banyuwangi mengembangkan pariwisatanya, DPRD Pamekasan berkunjung ke Banyuwangi, Rabu (21/2). Rombongan dari Komisi 4 tersebut ditemui Kepala BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi di Lounge Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Kami datang kemari untuk sharing tentang pariwisata Banyuwangi. Sebab yang tengah booming saat ini di tingkat nasional maupun internasional memang Banyuwangi,” kata Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Hermanto yang datang bersama 23 anggota rombongannya.

Menurut Hermanto, Banyuwangi sengaja dipilih karena Banyuwangi memiliki persamaan kultur dengan Pamekasan. “Kita ini punya persamaan kultur, salah satunya budaya pesisir. Kepiawaian Banyuwangi mengemas kekayaan alam dan budayanya inilah yang ingin kami contoh,” imbuhnya.

Selain pariwisata, Hermanto mengaku juga ingin menimba banyak ilmu dari Banyuwangi, seperti pelayanan publik, perekonomian dan perijinan.

 

Kunjungan tersebut mendapatkan apresiasi dari Kepala BAPPEDA Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo. Lelaki yang akrab disapa Yayan itu mengungkapkan, Banyuwangi berupaya mengelola wilayah pantainya sebagai destinasi wisata yang unik dan berbeda dibanding daerah lainnya.

“Kami mengelola pantai dengan sesuatu yang baru, misalkan Pulau Santen yang kami jadikan sebagai Pantai Syariah. Kami menyulap pantai itu sebagai pantai khusus untuk wanita. Begitu pula dengan Pantai Grand Watu Dodol (GWD) dan wisata bahari Bangsring Under Water (Bunder)  yang melibatkan warga masyarakat dalam menciptakan lingkungan  yang bersih,” kata Yayan.

Bahkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan warga masyarakat sekitar Grand Watu Dodol dan Bunder, membuahkan penghargaan bagi Banyuwangi. Yakni ASEAN Tourism Standard Award.

Penghargaan tersebut, ujar Yayan,  diserahkan di Thailand Januari lalu.  Penghargaan tertinggi di bidang pariwisata tingkat Asia Tenggara itu diberikan lantaran upaya – upaya yang dibuat Banyuwangi untuk meningkatkan kenyamanan berkunjung bagi wisatawan. Terutama dari aspek kebersihan lewat kategori Clean Tourist City.

Selain itu, lanjut Yayan, Banyuwangi juga punya cara sendiri dalam mengembangkan pariwisatanya. Contohnya dengan menjadikan UMKM dan pertanian sebagai pendukung bagi sektor pariwisata. Salah satunya dengan menggelar Kontes Ternak.

“Nah, kontes ternak ini kami jadikan pendukung pariwisata. Supaya lebih menarik bagi wisatawan, kami adakan apel kambing. Sebenarnya sih konsepnya sederhana, hanya untuk pemeriksaan kesehatan kambing-kambing itu. Namun agar lebih menarik, sengaja seluruh kambing kami kumpulkan. Setelah itu, endingnya baru perah susu kambing bersama,” ujar Yayan disambut derai tawa para tamu.

Dibuatnya berbagai festival, kata Yayan,  juga merupakan daya tarik sendiri bagi pengunjung untuk datang ke Banyuwangi. “Orang kalau pergi ke suatu tempat, pasti yang dicari temapt wisata, kuliner, atraksi dan oleh-oleh. Keberadaan festival ini gunanya untuk memperkaya khasanah di Banyuwangi. Semua saling mendukung,” pungkas Yayan. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :