Tiga Ribu Guru Adu Kemampuan dalam Perlombaan Olahraga/Seni Tradisional

Selasa, 28 April 2015


Digelar dalam Rangka Peringati Hari Pendidikan Nasional

BANYUWANGI – Tiga ribu guru adu kemampuan dalam perlombaan olahraga/seni tradisional yang digelar Dinas Pendidikan, Selasa (28/4). Perlombaan yang melibatkan berbagai instansi pendidikan di Banyuwangi seperti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP dan SMA, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015.

Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko  didhapuk untuk membuka acara yang diselenggarakan  di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabat ini. Dengan antusias, Wabup Yusuf memberikan acungan jempolnya atas ide cerdas para insan pendidikan yang tak hanya sekedar peduli berolahraga, tapi juga mau melestarikan permainan-permainan tradisional dan perlombaan seni yang bisa meningkatkan kecintaan masyarakat pada budaya aslinya.

”Saya salut dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kegiatan ini. Siapa lagi yang akan menjaga kelestarian budaya berupa permainan dan bermacam tradisi, kalau bukan kita sendiri? Sebab saat ini sudah teramat banyak hal yang bisa mengancam budaya asli kita,”ujar Wabup seraya mencontohkan masuknya gadget di masa kini yang merampas waktu bermain anak-anak, sehingga mereka tak lagi mengenal permainan tradisional.

Jika upaya penjagaan terhadap budaya ini terus dijaga, tambah Wabup Yusuf, olahraga dan seni tradisional dipastikan akan terus eksis dan bisa dinikmati hingga generasi mendatang. “Olahraga dan seni tradisional ini harus terdokumentasikan agar jangan sampai hilang dan musnah, sehingga dapat terus diwariskan pada anak cucu kita. Selain itu juga agar dunia luar tahu betapa kaya budaya kita dan bisa dijadikan aset ekonomi dalam bidang pariwisata,” tandas Wabup yang usai membuka acara ini menyempatkan diri berkeliling untuk melihat perlombaan yang sedang dilangsungkan.

Saat lomba berlangsung, supporter masing-masing tim  tak kalah seru dalam  menyemangati tim kesayangannya. Arena lomba justru ramai dan meriah dengan tingkah polah para supporter yang meneriakkan yel-yel, membawa bendera, meneriakkan nama atau asal tim, hingga lompat-lompat di garis tepi tempat perlombaan.

Dalam ajang yang rutin diadakan tiap tahun ini, semangat bertanding para insan pendidikan tersebut tak ubahnya seperti semangat murid-murid mereka sendiri. Seru, riuh bersorak-sorai  dan sportif dalam berkompetisi. Apalagi jenis permainan yang dilombakan membutuhkan kekompakan dan kerjasama tim. Yakni permainan dagongan (hampir sama dengan tarik tambang, tapi yang digunakan bukan tambang, melainkan bambu. Dan yang dilakukan bukan menarik bambu tersebut, tapi mendorongnya, Red), egrang, gobak sodor, balap terompah, nyanyi Osing dan MTQ.

Satu diantara  jenis permainan yang ramai dukungan adalah lomba egrang. Peserta yang turun bertanding pun juga sesekali berteriak saat ia melangsungkan pertandingan atau berada di garis terdepan dibanding lawannya. Dalam lomba egrang ini, satu tim yang terdiri dari 4 orang secara estafet  akan menaiki egrangnya. Mereka beradu cepat dengan tim lainnya. Tim UPTD Pendidikan Kecamatan Tegaldlimo, salah satunya. Saat menang melawan UPTD Pendidikan Kecamatan Songgon, Cluring, dan Kecamatan Banyuwangi Kota, mereka meluapkan kegembiraannya dengan melompat-lompat dan berteriak kegirangan. Namun itu tak berlangsung lama. Mereka bergegas langsung ‘membaca’ strategi lawan yang menang dari kelompok selanjutnya. Sebab sebagai pemenang di putaran awal, mereka masih harus bertanding melawan tim lainnya, sehingga nantinya didapat pemenang di urutan I, II dan III.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Sulihtiyono, di sela mendampingi Wabup Yusuf mengatakan, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang pemanasan bagi Festival Mainan Anak Tradisional yang dihelat 15 Juni mendatang di Taman Blambangan. “Kalau gurunya sudah lebih dulu memahami permainan ini, dipastikan para pelajar nanti yang akan mempertandingkan hal yang sama juga akan terlatih,” kata Sulihtiyono.

Sulihtiyono juga mengaku menyelenggarakan acara ini di RTH yang ada dengan tujuan untuk memanfaatkan dan meramaikan RTH. “Kita punya banyak RTH di Banyuwangi yang tersebar di tiap-tiap kecamatan. Sayang kalau tidak kita ramaikan dengan kegiatan positif yang edukatif semacam ini. Karena itu untuk pelaksanaannya akan terus digilir di masing-masing kecamatan,” tukas Sulihtiyono.

Ini adalah untuk ketiga kalinya Dinas Pendidikan menggelar ajang ini. RTH Kabat mendapatkan giliran ketiga yang ketempatan lomba, setelah sebelumnya  di tahun kedua diselenggarakan di RTH Maron Genteng, dan di tahun pertama di Taman Blambangan. Selanjutnya, dalam lomba yang berlangsung sehari ini juga akan diundi, kecamatan mana yang berikutnya yang ketiban sampur untuk menyelenggarakan even serupa untuk tahun depan. (Humas & Protokol)

 

 

                                                                                                                



Berita Terkait

Bagikan Artikel :