Wantimpres Tinjau Nelayan Banyuwangi

Jumat, 23 Maret 2018


 

Banyuwangi - Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) IGK Manila melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi. Kedatangan tim ini ingin mengetahui lebih dekat kehidupan para nelayan sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah pusat. 

"Kami ingin mengetahui secara langsung bagaimana kondisi nelayan hari ini. Bagaimana dampak kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah bagi kesejahteraan nelayan dan apa-apa yang diperlukan bagi mereka," ungkap IGK Manila saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (24/3) malam. 

Selain Banyuwangi, ada tiga tempat yang dikunjungi oleh Watimpres dalam kaitannya pengkajian sektor perikanan. Yakni Sulawesi Utara, Belitung dan juga Natuna. 

Kesejahteraan nelayan, imbuh Manila,  akan menjadi fokus kajian dalam kunjungannya. "Selama ini, apakah cukup penghasilan mereka (nelayan) untuk membiayai kebutuhan hidup, membayar pendidikan anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya," ujarnya. Hasil kajiannya tersebut, nantinya bakal dilaporkan kepada presiden sebagai bahan untuk mengambil kebijakan. 

Dijelaskan lebih lanjut oleh Manila, Banyuwangi sengaja dikunjungi karena memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Selain itu, banyak kebijakan Banyuwangi, termasuk di bidang perikanan yang dinilai cukup inovatif.

"Kami pantau Banyuwangi sekarang jauh lebih berkembang dibanding beberapa tahun silam. Ini tentu menjadi catatan kami untuk bisa menggali inovasi yang telah Banyuwangi lakukan," ujar purnawiran TNI asal Bali tersebut. 

Sementara itu, Bupati Anas menyampaikan, selama ini Banyuwangi telah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan bagi kalangan nelayan. Salah satunya dengan mengupayakan nilai tambah dari hasil tangkapan mereka. 

Di Muncar, Anas mencontohkan, telah dibangun pasar ikan untuk menjadi pusat jual beli hasil laut. Sehingga nelayan bisa langsung menjual hasil ikannya kepada pembeli ketimbang kepada tengkulak yang dihargai lebih murah.

Selain itu, mendorong datangnya pengunjung ke pasar ikan tersebut, pemerintah terus meningkatkan kenyamanan pasar. 

"Orang ini malas beli ikan langsung ke nelayan karena tempatnya tidak nyaman. Pasarnya bau, becek dan lain-lain. Hal ini kita ubah. Kita gelar Banyuwangi Festival di Muncar untuk mendorong kebersihan pasar sekaligus mempromosikannya kepada masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja langsung. Dengan demikian, harapannya nelayan bisa langsung menjual ke konsumen," ungkap Anas. 

Selain itu, berbagai kebijakan yang mendorong efisiensi nelayan juga digenjot oleh pemerintah. Seperti penggantian mesin berbahan bakar minyak beralih ke mesin berbahan bakar gas. Pemkab juga memfasilitasi penyaluran asuransi nelayan untuk menjamin kesejahteraan mereka. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :